Lereng Anteng, orang Bandung pasti mengaitkannya dengan tempat nongkrong-nongkrong. Tapi yang suka nongkrong di sana bukan orang Bandung saja. Apalagi kalau akhir pekan atau hari liburan, warga Jakarta banyak yang menyerbu ke Lereng Anteng.
MenyebutJangan kaget kalau di akhir pekan, akan sulit mendapatkan tempat di Lereng Anteng. Sejak siang hari tempat itu sudah penuh pengunjung. Menuju malam hari, pengunjung bukannya berkurang, Lereng Anteng yang berada di kawasan Puncak Ciumbuleuit (Punclut) justru makin ramai.
Ada apa sih, sampai banyak orang gemar nongkrong di Lereng Anteng? Kalau soal makanan dan minuman yang ditawarkan di sana, sebenarnya tidak terlalu beda jauh dengan tempat lain. Demikian juga dengan harga yang ditawarkan relatif masih terjangkau.
Di sana, ada berbagai macam kopi, minuman teh, minuman tradisional. Makanan ringannya tersedia, pisang goreng, roti bakar, otak-otak, kue cubit dan berbagai macam jenis roti. Pengunjung yang mau makan berat juga jangan khawatir, mulai dari nasi goreng, nasi bakar hingga nasi liwet tinggal pilih.
Yang membuat Lereng Anteng menarik untuk nongkrong, yakni penataan lokasinya dan suasana alamnya. Orang kemudian mengenal tempat nongkrong di Punclut itu dengan nama Lereng Anteng. Padahal di tempat itu ada tiga bagian dan kebetulan Lereng Anteng letaknya di tengah. Samping kanan dan kirinya ada Dago Bakery dan D'Blankon. Ketiganya menjadi satu bagian menempati lahan seluas 500 meter persegi.
Penamaan Lereng Anteng juga cocok dengan kontur alam di sana. Tempat nongkrong itu berada di pinggiran/tepi dataran tinggi yang biasa disebut lereng. Penambahan kata anteng sendiri bisa berarti diam (betah). Secara keseluruhan, tempat itu berarti lereng yang membuat betah untuk nongkrong.
Nongkrong di sana memang sangat mengasyikan. Banyak tempat yang bisa dipilih sambil ngopi dan mengonsumsi cemilan. Jika pengunjung lebih menyukai suasana indoor, banyak tempat yang leluasa untuk diduduki. Sebagian besar meja dan kursi terbuat dari kayu dengan desain zaman dulu.
Lokasi ini biasanya dipilih, pengunjung yang sudah berusia tidak muda lagi. Atau rombongan instansi yang ingin melakukan rapat di luar kantor. Memang di sana cocok juga untuk melakukan pertemuan, membahas berbagai program kerja dengan suasana santai.
Nah mereka yang masih berusia muda, biasanya lebih memilih nongkrong-nongkrong dengan suasana out door. Mereka harus turun ke bawah tepat berada di bagian lerengnya. Cuma kontur tanahnya sudah mendapat penataan, jadi walau berada di lereng tetap terasa nyaman. Pengelola Lereng Anteng membuat sistem terasering dan mendirikan beberapa tempat nongkrong yang mengasyikan.
Ada tempat nongkrong yang berbentuk tenda. Tenda tersebut semua sisinya dan bagian atasnya transparan. Jadi pengunjung yang nongkrong di sana, tetap bisa melihat pemandangan alam dari semua sisi. Tempat nongkrong berbentuk tenda juga, sebagai antisipasi jika turun hujan. Pengunjung akan tetap aman dalam tenda, tidak terkena siraman air.
Dari ketinggian lereng itu, pengunjung akan menikmati hamparan lembah yang luas dan masih hijau. Sementara di kejauhan, bisa terlihat pusat Kota Bandung. Berbagai gedung bertingkat, termasuk Jembatan Pasupati akan terlihat dari lokasi tersebut.
Dari Lereng Anteng juga, pengunjung bisa melihat wujud berbagai gunung yang mengelilingi Kota Bandung. Gunung yang wujudnya terlihat, di antaranya Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Patuha, Gunung Malabar dan Kawah Putih Ciwidey.
Suasana malam hari di Lereng Anteng, lebih seru lagi. Kelap kelip lampu di pusat Kota Bandung akan menambah keindahan malam. Apabila pengunjung akan berlama-lama sampai malam hari, harus mempersiapkan diri dengan baju hangat. Sebab, suhu di kawasan Lereng Anteng cukup dingin.
Pengunjung yang berminat mendatangi Lereng Anteng, ada beberapa jalan yang bisa diambil. Kalau dari arah Jalan Setiabudhi belok kiri ke jalan Ciumbuleuit. Kalau dari arah Jalan Siliwangi belok kanan ke arah Jalan Ciumbuleuit. Dari sana perjalanan akan terus menanjak. Sebelum RS Salamun belok kanan menuju Lereng Anteng.Â
Dari arah Dago juga bisa. Patokannya setelah melewati terminal angkot, belok kiri ke perumahan Citra Garden. Jalan lewat daerah itu harus hati-hati, karena ada turunan tajam dan langsung tanjakan curam. Masuk ke jalan Punclut ikuti rambu penunjuk ke Lereng Anteng. Pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum yang melintas kawasan Lereng Anteng. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H