Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebabkan Kematian Merpati, Harus Bayar Denda Satu Ekor Kambing

13 Mei 2020   04:06 Diperbarui: 13 Mei 2020   04:16 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di lantai atas Masjidil Haram. (foto: dok. pribadi)

Ada pemandangan menarik di Kota Mekah. Bukan bukit-bukit batu. Bukan juga peternakan unta, yang susunya diburu jemaah umrah/haji. Daya tarik itu, gampang menemukan kerumunan burung merpati di beberapa sudut kota.

Bahkan, kumpulan burung merpati, sering juga ditemukan di halaman Masjidil Haram. Kawanan burung merpati itu bertahan, hidup turun temurun. Bebas berkembang biak.

Padahal di Kota Mekah, jarang ditemukan pohon yang rindang. Di wilayah tersebut lebih banyak lautan padang pasir. Sementara di pusat kota, yang ada bangunan-bangunan hotel.

Jumlah burung merpati di Kota Mekah setiap tahunnya justru bertambah. Mereka mendiami atap-atap gedung bertingkat. Tapi sering juga turun ke bawah, berkerumun di jalanan. Terlihat jinak, seperti ingin bercengkerama dengan para jemaah umrah.

Burung merpati yang didominasi warna abu-abu itu, bisa menjadi hiburan bagi jemaah umrah termasuk dari Indonesia, seusai melaksanakan salat di Masjidil Haram. Jemaah yang sudah hafal, pasti tidak buru-buru balik ke hotel, tapi berkeliling ke beberapa sudut kota untuk menemukan burung merpati.

Untuk lebih akrab lagi dengan burung-burung tersebut, ada baiknya jemaah umrah menyiapkan diri dengan pakan, yang mudah dibeli di beberapa toko. Pakan burung merpati yang berwarna kuning kecokelatan itu bisa didapatkan dengan mengeluarkan uang sebesar 5 riyal.

Sekali kita taburkan biji-bijian itu, langsung saja kawanan burung merpati berdatangan. Sebenarnya, tanpa dipancing dengan pakan juga, burung-burung itu sudah banyak berkeliaran di jalan. Namun, biar mereka tetap betah di bawah, kita boleh sesekali melemparkan biji-bijian yang sudah dibeli.

Tapi ada juga jemaah umrah dari Indonesia yang sudah berniat ingin bermain-main dengan burung jika sudah tiba di Mekah. Jadi mereka sudah membawa jagung kering dari tanah air untuk pakan burung merpati. Itu dianggap lebih menghemat ketimbang membeli biji-bijian di Mekah.

Di lantai atas Masjidil Haram. (foto: dok. pribadi)
Di lantai atas Masjidil Haram. (foto: dok. pribadi)

Sebenarnya kawanan burung merpati yang ada di Kota Mekah tidak jauh beda dengan yang ada di Indonesia. Cuma ada sedikit perbedaan corak yang terlihat di tubuhnya. Sebagian besar burung merpati di sana, memiliki tanda dua garis yang letaknya dekat ekor.

Burung merpati di Kota Mekah juga, tidak dipelihara secara resmi. Sejak zaman dulu sudah hidup bebas. Para burung bisa bertahan hidup, karena ada aturan yang cukup keras untuk melindunginya. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melarang perburuan burung merpati.

Barang siapa yang diketahui menyebabkan kematian burung merpati akan dikenakan denda (dam) dengan membayar satu ekor kambing sebagai gantinya. Jadi tidak warga yang usil, atau nekat membunuh burung merpati. Burung-burung itu dipercaya membawa keberkahan, sehingga warga turut menjaga kelestariannya.

Burung merpati di sana juga seperti mendapat hak istimewa. Boleh tinggal di mana saja tanpa harus khawatir terusir oleh warga. Walau bisa menempati semua lokasi, namun tidak terlihat kotoran burung yang sering menimbulkan bau kurang sedap. Ini sebabkan ada petugas khusus, yang selalu siap membersihkan kotoran merpati, termasuk di area Masjidil Haram.

Walau jumlahnya semakin banyak, keberadaan burung merpati di Kota Mekah hingga sekarang tidak pernah mengganggu jemaah yang sedang melaksanakan ibadah umrah dan haji. Burung-burung itu, justru bisa jadi teman bermain jemaah sambil bersantai-santai.

Jadi kalau punya kesempatan berkunjung ke Kota Mekah, jangan lewatkan keliling kota dulu untuk menemui burung merpati. Pasti sangat menyenangkan, karena burung tidak akan terbang dan sudah terbiasa dengan kehadiran orang.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun