Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Contoh Beberapa Warga yang Perlu Mendapat Bantuan

11 Mei 2020   08:16 Diperbarui: 11 Mei 2020   08:20 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percayalah di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Yakinilah juga, kehidupan mereka tidak sebahagia yang kita rasakan selama ini. Lantas, mengapa kita mesti pura-pura tidak tahu dan lebih banyak berfoya-foya.

Lihatlah keluarga Nana (36), yang penyandang tuna netra. Jangankan mendapatkan kerja, untuk melihat keindahan dunia saja dia tidak bisa. Warga RT 02 RW 07 Kebon Kelapa Tengah Kelurahan Kejaksan Kota Cirebon itu, hanya berharap belas kasihan dari tetangga.

Dia sangat bahagia luar biasa kalau ada orang yang memberikan sedekah. Senangnya dia bertambah, saat menerima bantuan, yang nilainya tidak seberapa. Dia sangat bersyukur, bisa menambah umur, ketika ada tangan yang terulur.

Para jompo yang menunggu bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Para jompo yang menunggu bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Para jompo yang menunggu bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Para jompo yang menunggu bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Nasib yang sama mendera Nandar (37), warga Jalan Cangkring Tengah nomor 69 Kelurahan Kejaksan Kota Cirebon. Sebagai penyandang tuna netra, Nandar memang agak susah bergerak kemana-mana. sebelum virus corona melanda, Nandar pun sudah terbiasa di rumah.

Dia sangat bersyukur kalau ada tetangga menengok dirinya. Nandar memang butuh bantuan dalam ketidakberdayaan. Ada harapan yang disimpan, jika datang Bulan Ramadan, muncullah berbagai sumbangan. Sesungguhnya dia mengucapkan terimakasih dan ingin langsung bertatapan dengan pemberi bantuan.

Itu baru contoh dua warga yang hidupanya makin menderita, saat pandemi covid-19 belum juga mereda. Masih banyak warga lainnya di Kota Cirebon yang membutuhkan perhatian. Ada tuna wisma yang hidupnya dihabiskan di jalanan. Ada juga para jompo, yang di hari tuanya hidup sendirian. Banyak juga kaum dhuafa yang bertahan hidup dari belas kasihan.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, penyaluran bantuan di Bulan Ramadan tahun ini terkendala kebijakan physical distancing. Berbagai aktivitas, termasuk kegiatan sosial, tidak seleluasa seperti hari biasa, sebelum virus corona melanda.

Warga pra sejahtera mengharapkan bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Warga pra sejahtera mengharapkan bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Warga pra sejahtera mengharapkan bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Warga pra sejahtera mengharapkan bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Hal ini diakui para angota Komunitas E-84, yang sudah rutin melakukan kegiatan sosial. Penyaluran bantuan dari Komunitas E-84 yang selama ini tanpa kendala, justru agak tersendat dengan adanya pandemi covid-19. Mereka kini tidak bergerak langsung, tapi harus melakukan koordinasi dulu dengan berbagai pihak, untuk menghindari terjadinya pengumpulan massa.

Ketua Komunitas E-84, Pediarto Adiwibowo didampingi Wakil Ketua Mimin Minarsih mengatakan, untuk saat ini dalam penyaluran bantuan sosial aktivitasnya harus hati-hati. Pihaknya harus mendata dulu, siapa saja yang harus disegerakan mendapat bantuan.

"Jadi teknisnya kami yang mendatangi rumah masing-masing warga yang mendapat bantuan. Mereka bukan dikumpulkan, karena hal itu tidak dibolehkan. Tim yang mendatangi warga juga tidak lebih dari lima orang. Maksimal empat orang," ujar Pediarto.

Kaum dhuafa bersyukur mendapat bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Kaum dhuafa bersyukur mendapat bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Kaum dhuafa bersyukur mendapat bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Kaum dhuafa bersyukur mendapat bantuan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Mimin menambahkan, dari hasil pendataan, ternyata bukan warga Kota Cirebon saja yang perlu mendapat bantuan. Tapi ada juga beberapa warga yang tinggal di Kabupaten Cirebon, namun tidak jauh dari perbatasan. Warga Kabupaten Cirebon yang dikirim bantuan tinggal di Desa Pasindangan (Tangkil), Desa Pilang, Desa Kedawung, dan Desa Ciperna.

Sedangkan bantuan di dalam Kota Cirebon didistribusikan ke beberapa kelurahan. Paling banyak Kelurahan Argasunya, karena warga di sana memang banyak yang masuk kategori pra sejahtera. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada tukang becak, tukang parkir, hingga tuna wisma yang ada di jalanan.

Beberapa warga yang mendapat bantuan sembako lewat undangan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Beberapa warga yang mendapat bantuan sembako lewat undangan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Beberapa warga yang mendapat bantuan sembako lewat undangan. (foto: dok. Komunitas E-84)
Beberapa warga yang mendapat bantuan sembako lewat undangan. (foto: dok. Komunitas E-84)

Sementara Kordinator lapangan kegiatan sosial Komunitas E-84, Heni Nurhaeni mengungkapkan, bantuan sembako kepada keluarga tak mampu ini ada 300 paket. Paling banyak disalurkan kepada jompo, penyandang cacat, dan fakir miskin. Sisanya diberikan kepada warga jalanan.

"Sebagian besar, paket sembako dikirim langsung ke masing-masing rumah warga penerima bantuan. Namun ada juga yang mendapat undangan untuk mengambil paket sembako, cuma waktunya dijadwal secara bergiliran. Ini dilakukan untuk menghindari penumpukan massa," jelas. Heni. (Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun