wisata yang ada di seluruh Indonesia kepada masyarakat Malaysia.
Tiga tahun lalu, saya punya kesempatan mengikuti kegiatan Indonesia Tourism  Table Top (ITTT) di Hotel Istana, Kuala Lumpur,  Malaysia. Kegiatan itu, untuk mempromosikanTermasuk objek wisata yang ada di Bandung, pada acara itu dipromosikan secara habis-habisan. Seperti diketahui, masyarakat Malaysia banyak yang tertarik ke Bandung karena bisa menemukan berbagai wisata alam yang indah. Selain itu, mereka bisa berbelanja di Pasar Baru dengan harga murah. Minat warga Malaysia semakin terpenuhi karena ada penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Bandung.
Saya punya pengalaman menarik selama mengikuti Indonesia Tourism Table Top (ITTT) yang berlangsung dua hari. Di saat jeda istirahat, saya sempat menanyakan lokasi Menara Kembar ke petugas sekuriti Hotel Istana. Ternyata lokasinya tidak jauh. Ketika saya tegaskan apakah lokasi Menara Kembar bisa ditempuh dengan jalan kaki (ini kebiasaan saya), petugas tadi memastikan dengan jalan kaki juga tidak butuh waktu lama.
Dari Hotel Istana, saya langsung menyeberang ke Hotel Holiday Inn tempat saya menginap. Ganti sepatu resmi dengan sepatu kets, biar enak untuk jalan kaki. Keluar hotel seusai salat Maghrib. Kebetulan saat itu cuaca lagi mendukung. Langit Kuala Lumpur lagi mendung. Saya malah khawatir pas di perjalanan turun hujan.
Ternyata benar, dengan jalan kaki tidak terlalu lama sampai di lokasi Menara Kembar. Saya menempuh perjalanan kira-kira 25 menit. Suasana di kawasan Menara Kembar Kuala Lumpur cukup ramai. Banyak orang tampaknya mencari hiburan.
Sekitar kawasan menara kembar banyak taman. Beberapa remaja bergerombol menempati lokasi-lokasi yang enak untuk bersantai. Sebagian besar warga setempat. Ada juga beberapa warga asing. Namun warga asing lebih banyak mengahabiskan waktu di kafe-kafe tidak jauh dari lokasi Menara Kembar.
Sementara beberapa keluarga yang membawa anak, lebih senang memilih lokasi yang ada kolamnya. Mereka duduk-duduk tidak jauh dari kolam, sambil mengawasi anak-anaknya bermain. Arena untuk bermain anak-anak di sekitar itu cukup luas. Itu bisa menjadi area mencari hiburan tanpa mengeluarkan biaya.
Puas berkeliling di seputaran Menara Kembar, saya penasaran memasuki pusat perbelanjaan, yang berada di lantai dasar Menara Kembar. Cukup luas, mewah, dan ada beberapa lantai. Suasananya tidak kalah ramai dengan di pelataran tadi. Banyak yang berbelanja, termasuk ada beberapa wisatawan dari luar Malaysia.
Yang menarik perhatian saya, banyak tenant di pusat perbelanjaan itu dengan label "SETAN". Waduh kalau saja di Indonesia, nama tersebut sangat menyeramkan. Mana ada pembeli yang masuk ke toko tersebut, melihat labelnya saja sudah menakutkan.
Ketika hari mulai gelap, saya memutuskan untuk keluar kembali dari pusat perbelanjaan. Ternyata kondisi Menara Kembar sudah terang benderang. Lampu-lampu yang ada Menara Kembar sudah dinyalakan. Keadaan itu justru menambah keindahan menara yang sempat menjadi tertinggi di dunia.
Pantas keberadaan Menara Kembar menjadi daya tarik wisata Malaysia. Hingga malam hari pengunjung yang datang ke sana, seperti tidak ada habis-habisnya. Malah ada kesan, semakin malam semakin ramai. Ingin rasanya berlama-lama di sana.
Tapi malam itu malam terakhir saya di Kuala Lumpur. Jadi ingin juga menjajal daerah-daerah lainnya. Alternatifnya jalan-jalan menikmati suasana malam Malaysia dengan menumpang bus kota. Ternyata, bus kota di Kuala Lumpur gratis. Benar-benar enak, sudah keliling-keliling menggunakan bus, tidak bayar lagi. Itu menjadi pengalaman yang mengesankan bagi saya.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H