Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Main Musik, Menjahit, dan Game Online Semuanya Butuh Kreativitas

4 Mei 2020   12:58 Diperbarui: 4 Mei 2020   13:13 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide kreatif itu bisa muncul dari siapa saja. Bisa dari anak-anak atau orang dewasa. Kreativitas banyak juga muncul dari ibu-ibu. Kalau di dunia perkantoran, belum tentu atasan lebih kreatif dari bawahan. Yang penting, untuk berkreatif harus ada niat berubah dulu.

Kalau cukup menikmati di zona nyaman saja, maka akan sulit muncul kreativitas. Orang yang bersangkutan akan stagnan. Tapi jangan abaikan juga, kreativitas bisa datang karena ada pressure, ada tekanan untuk aktif. Atau kebutuhan yang mendesaklah yang mendorong timbulnya kreativitas.

Termasuk di Bulan Ramadan, kalau cukup tidak makan, menahan haus, tidur plus ibadah memang sudah bagus. Mendapat ganjaran pahala. Hal itu tidak akan mendapatkan nilai lebih. 

Namun dengan memunculkan kreativitas, akan ada manfaat lain yang diperoleh. Jangan lupakan juga, dalam setiap upaya untuk berkreatif, niscaya Allah SWT akan memudahkan jalannya.

Di Bulan Ramadhan 2020 ini, saya melihat banyak orang yang cukup kreatif saat ngabuburit (menunggu adzan Maghrib). Kegiatannya tidak hanya menghibur tapi juga menghasilkan. 

Walau aktivitas mereka terbatas karena kebijakan physical distancing, namun bisa memunculkan ide kreatif. Dan mengapa tidak kita adopsi juga ide kreatif mereka yang bernilai positif itu.

Seperti yang dilakukan musisi country asal Bandung, Roy West J. Dia tidak hanya memainkan musik secara rutin tiap hari, untuk berlatih mensinkronkan nalurinya. 

Tapi juga melakukan kontak dengan musisi lainnya, untuk berlatih bersama secara virtual. Ada yang memainkan alat musik, ada juga yang mengisi vokal. Semua dilakukan di rumah masing-masing, tapi mereka tetap menikmati kebersamaan.

Saya pikir, berlatih musik bersama walau dilakukan di rumah masing-masing, itu merupakan ide kreatif sambil ngabuburit. Semua orang, terutama yang hobi bermusik mengapa tidak mencobanya. Menjalankan ibadah puasa jalan, hobi bermusik tetap mengalir.

"Kalau main bareng, walau secara virtual, terasa nikmat. Kadang dari situ lahir juga ide menulis syair lagu. Ada masukan dari teman-teman, dan itu menjadi modal yang bagus untuk membuat lagu. Sambil bermain musik juga, puasa kita jadi tidak terasa, jadi seolah-olah waktu bermain musiknya selalu kurang," ucap Roy West J yang sudah banyak meraih prestasi.

Dari iseng menyalurkan hobi menjahit sambil ngabuburit, kini Bapat Pepen menerima order. (foto: dok. pribadi)
Dari iseng menyalurkan hobi menjahit sambil ngabuburit, kini Bapat Pepen menerima order. (foto: dok. pribadi)

Ide kreatif juga bisa lahir dari seorang sopir jemputan anak sekolah. Adalah Bapak Pepen yang selama masa pandemi covid-19, usaha jemputan anak sekolah jadi terhenti. Praktis dia tidak punya penghasilan. Namun, dalam rangka ngabuburit, dia justru melahirkan ide kreatif. Bapak Pepen kembali mengeksplore hobi menjahitnya dan tentu saja menghasilkan pendapatan tambahan.

Menurut Bapak Pepen, profesi sehari-harinya memang sopir jemputan anak sekolah. Saat sekolah diliburkan, dirinya iseng membetulkan mesin jahit yang sudah lama tidak dipakai. Niat awalnya, mengisi waktu sambil ngabuburit menunggu adzan Maghrib. Dia membikin pola baju, kemudian menjahit, yang hasilnya akan dipakai untuk Lebaran.

Tidak disangka, ide kreatif ngabuburit sambil menjahit dari Bapak Pepen dilirik para tetangganya. Ada beberapa orang yang akhirnya minta dibuatkan baju dan celana. Informasi pun menyebar, dan Bapak Pepen mendapatkan berkah dari ide kreatifnya.

"Ada beberapa tetangga yang tertarik untuk dibuatkan baju. Lumayan juga sekarang jadi kerjaan baru. Padahal tadinya cuma kegiatan mengisi ngabuburit saja. Ketimbang tidak ada kerjaan, menjahit baju sendiri saja. Sekarang malah menerima order," tutur Bapak Pepen.

Bermain musik bersama secara virtual sudah. Menyalurkan hobi menjahit juga bisa menghasilkan. Lantas apa lagi kreativitas yang bisa dilakukan selama ngabuburit di Bulan Ramadan. Ada lagi, yakni bermain game online.

Hah, bermain game disebut kreatif? Ya iyalah, masa ya iya dong. Anak saya hobi sekali main game. Memasuki Bulan Ramadan malah hobi main gamenya tambah menggila. Kalau sudah shalat Ashar, dia seperti tidak bisa diganggu hingga menjelang Maghrib. Handphone dan laptop selalu ada di genggamannya.

Ternyata dia tidak sekadar main game. Permainan game anak bungsu saya itu, ternyata direkam. Saya tidak mengerti bagaimana prosesnya dan tahapannya, karena termasuk orangtua jadul. Namun secara garis besar, anak saya menjelaskan main game, kemudian direkam, dan diunggah ke YouTube nantinya bisa menghasilkan.

"Iya ayah, kalau kita main game, terus sudah mahir, alangkah baiknya direkam. Jangan lupa diposting di YouTube. Nah, kalau permainan game kita dianggap menarik, pasti bisa menggoda pengakses untuk nonton. Kalau semakin banyak yang nonton, nanti bisa menghasilkan uang. Begitu, ayah," ujar Galih, anak bungsu saya.

Ya sudahlah. Terserah cara ngabuburitnya masing-masing saja. Mau menciptakan lagu dengan bermain musik. Menyalurkan hobi menjahit akhirnya mendapat order. Atau main game sepuasnya. Selamat menunaikan ibadah puasa. Jangan sampai batal ya.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun