Ide kreatif juga bisa lahir dari seorang sopir jemputan anak sekolah. Adalah Bapak Pepen yang selama masa pandemi covid-19, usaha jemputan anak sekolah jadi terhenti. Praktis dia tidak punya penghasilan. Namun, dalam rangka ngabuburit, dia justru melahirkan ide kreatif. Bapak Pepen kembali mengeksplore hobi menjahitnya dan tentu saja menghasilkan pendapatan tambahan.
Menurut Bapak Pepen, profesi sehari-harinya memang sopir jemputan anak sekolah. Saat sekolah diliburkan, dirinya iseng membetulkan mesin jahit yang sudah lama tidak dipakai. Niat awalnya, mengisi waktu sambil ngabuburit menunggu adzan Maghrib. Dia membikin pola baju, kemudian menjahit, yang hasilnya akan dipakai untuk Lebaran.
Tidak disangka, ide kreatif ngabuburit sambil menjahit dari Bapak Pepen dilirik para tetangganya. Ada beberapa orang yang akhirnya minta dibuatkan baju dan celana. Informasi pun menyebar, dan Bapak Pepen mendapatkan berkah dari ide kreatifnya.
"Ada beberapa tetangga yang tertarik untuk dibuatkan baju. Lumayan juga sekarang jadi kerjaan baru. Padahal tadinya cuma kegiatan mengisi ngabuburit saja. Ketimbang tidak ada kerjaan, menjahit baju sendiri saja. Sekarang malah menerima order," tutur Bapak Pepen.
Bermain musik bersama secara virtual sudah. Menyalurkan hobi menjahit juga bisa menghasilkan. Lantas apa lagi kreativitas yang bisa dilakukan selama ngabuburit di Bulan Ramadan. Ada lagi, yakni bermain game online.
Hah, bermain game disebut kreatif? Ya iyalah, masa ya iya dong. Anak saya hobi sekali main game. Memasuki Bulan Ramadan malah hobi main gamenya tambah menggila. Kalau sudah shalat Ashar, dia seperti tidak bisa diganggu hingga menjelang Maghrib. Handphone dan laptop selalu ada di genggamannya.
Ternyata dia tidak sekadar main game. Permainan game anak bungsu saya itu, ternyata direkam. Saya tidak mengerti bagaimana prosesnya dan tahapannya, karena termasuk orangtua jadul. Namun secara garis besar, anak saya menjelaskan main game, kemudian direkam, dan diunggah ke YouTube nantinya bisa menghasilkan.
"Iya ayah, kalau kita main game, terus sudah mahir, alangkah baiknya direkam. Jangan lupa diposting di YouTube. Nah, kalau permainan game kita dianggap menarik, pasti bisa menggoda pengakses untuk nonton. Kalau semakin banyak yang nonton, nanti bisa menghasilkan uang. Begitu, ayah," ujar Galih, anak bungsu saya.
Ya sudahlah. Terserah cara ngabuburitnya masing-masing saja. Mau menciptakan lagu dengan bermain musik. Menyalurkan hobi menjahit akhirnya mendapat order. Atau main game sepuasnya. Selamat menunaikan ibadah puasa. Jangan sampai batal ya.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H