Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Humor | Hidup dan Mati Selalu di Atas

3 Mei 2020   16:46 Diperbarui: 4 Mei 2020   20:25 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi steker. (foto: dok. pribadi)

Menjelang Maghrib Fandi duduk di ruang keluarga sambil membaca koran. Sementara Marcella, istrinya masih sibuk di dapur menyiapkan menu buka puasa.

Tapi bukan informasi tentang virus corana yang dicari Fandi. Dia membuka lembaran koran cuma mau melihat-iihat jadwal shalat, utamanya shalat Maghrib yang menjadi penanda buka puasa.

Lagi enak-enaknya lihat koran, Fandi didatangi Randy, anaknya. Biasa Fandi sudah menaruh curiga, jangan-jangan Randy akan ngerjain dirinya lagi. Biar umurnya baru sembilan tahun, si Randy keisengannya luar biasa. Fandi pun buru-buru menginterogasi anaknya.

Fandi: Mau ngapain deket-deket Papah?

Randy: Adek cuma mau nanya, Papah pasti lagi baca jumlah korban meninggal akibat virus corona ya?

Fandi: Tumben bilang meninggal. Kemarin bilang korban mati. (Kemarin Fandi dikerjain sama anaknya soal istilah kematian dan kemeninggalan).

Randy: Ah Papah suaranya ngegas aja. Sudah gitu sering salah.

Fandi: Habis Adek Randy suka iseng ngerjain Papah.

Randy: Pah, Adek mau tanya. Papah takut mati nggak?

Fandi: Mulai nih, nanyanya macem-macem. Kalau kita sudah punya bekal ibadah, nggak perlu takut mati.

Randy: Papah hebat. Kaya ustadz. Tapi bukan itu sebenarnya pertanyaan Adek. Coba Papah tahu nggak, siapa yang selama hidup dan mati, posisinya di atas?

Fandi: Itu sih pertanyaan gampang. Jawabnya pasti burung.

Randy: Mana ada burung yang mati di atas, kalau mati pasti jatuh ke bawah.

Fandi: Maksud Adek orang? Kalau gitu jawabannya pilot.

Randy: Kalau pilot mati, co pilotnya pasti yang menurunkan pesawat. Sudah jelas pilot yang mati ada di bawah lagi.

Fandi: Papah bingunglah, Dek. Nggak tahu jawabannya.

Randy: Huh, dasar Papah telmi. Telat mikir (telmi) terus. Padahal gampang. Jawaban yang hidup dan mati di atas itu, LAMPU BOHLAM. Kalau nggak percaya nih Adek matiin, tuh kan biar mati, LAMPU BOHLAM masih di atas.

Fandi: Randyyyyyyyyyy.....Papah lagi baca koran kenapa lampunya dimatiin.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun