KRI Dewaruci yang fenomenal dan banyak mencatat sejarah itu, benar-benar bagai magnet bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Mereka tidak mempedulikan keringat yang bercucuran karena cuaca panas. Antrean masyarakat cukup banyak untuk bisa menaiki KRI Dewaruci. Padahal jalur naik dan turun sudah diatur sedemikian rupa agar tidak berdesak-desakan.
Kapal latih taruna AAL
Saya pribadi baru pertama kali melihat secara langsung keberadaan KRI Dewaruci. Pastinya ada rasa kagum yang tiada tara. KRI Dewaruci yang selama ini digunakan sebagai kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), sangat legendaris dan banyak meraih prestasi di dunia kemaritiman.
KRI Dewaruci yang dibuat tahun 1932 dan dirancang ulang tahun 1952 masih terlihat kokoh. Semua bagian kapal layar tersebut terawat sempurna. Pantas jika KRI Dewaruci mampu mengarungi luasnya samudra. Tangguh menghadapi hempasan dan ganasnya ombak lautan.
Walau tidak bisa berlama-lama di atas KRI Dewaruci, karena banyak pengunjung yang saling berdesakan, saya bisa mengambil kesimpulan memang pantas kalau nenek moyang kita bangsa pelaut. Keberanian para pelaut Indonesia kini menurun kepada para kadet ALL yang mengawaki KRI Dewaruci.
Para kadet AAL layak diacungi jempol karena mampu membawa KRI Dewaruci mengelilingi sejumlah belahan dunia. KRI Dewaruci sudah menjelajahi berbagai negara dan singgah di beberapa kota. Kota Cirebon termasuk yang beruntung, menjadi salah bagian tempat bersandar KRI Dewaruci.
Entah kapan lagi bisa bertemu dengan KRI Dewaruci. Kapal yang menjadi kebanggan Indonesia di lautan itu, tak henti mengukir prestasi. Jadi kenangan indah, bisa naik KRI Dewaruci walau tidak ikut berlayar. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H