Murid A : Kirik balik sekolah luru wadon yu (Kamu/anjing pulang sekolah cari perempuan yu).
Murid B : Ana wadon ayu tah, Rik (Ada perempuan cantik ya, Anjing (kamu).
Mendengar kalimat itu, sebagai guru agama dan baru tinggal Cirebon langsung menegur kedua muridnya.
"Hai kalian kenapa punya nama masing-masing tapi memanggil dengan kata kirik (anjing)," kata sang guru agama.
Lantas kedua muridnya menjawab: "Pangil kirik ke teman kalau di sini sudah UMUM, Pak."
Sedikit agak bengong, sang guru agama lantas bertanya: "Siapa yang MENGUMUMKAN?"
Sampai sekarang saya juga tidak tahu, apakah ada PENGUMUMAN kalau memanggil ke orang/teman di Cirebon harus menggunakan kata kirik. Tapi saya belajar dari situ, tidak cepat marah kalau mendengar kata "Kirik" (anjing). Udah gitu aja.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H