mobil bekas di Bandung terjun bebas. Itu akibat ditutupnya pasar mobil bekas terbesar se Kota Bandung di lahan parkir Lotte Mart Jalan Soekarno-Hatta. Pasar mobil bekas yang biasa dibuka setiap hari Minggu itu, tidak lagi melakukan transaksi setelah mewabahnya virus corona dan aturan tidak boleh melakukan kegiatan yang bisa mengumpulkan massa dalam jumlah banyak.
Transaksi penjualanNyaris mencapai dua bulan, para pedagang mobil bekas tidak melakukan penawaran di sana. Paguyuban Bursa Mobil Bekas (Pamokas) selaku penyelenggara pasar mingguan itu, sudah memberitahukan kepada anggotanya tidak melakukan transaksi dalam jangka waktu yang belum bisa dipastikan. Setelah kondisi normal kembali, maka dengan segera pasar mobil bekas digelar lagi.
Sebelum dihantam wabah virus corona, pasar mobil bekas yang dikelola Pamokas memang sudah goyah. Transaksi jual beli di sana dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Puncaknya, setelah musim jual beli mobil bekas secara online berkembang bak jamur di musim hujan, praktis pasar mobil bekas Pamokas langsung limbung.
Sebenarnya Pamokas pernah mengalami kejayaan. Itu terbukti dari yang terlibat di sana, bukan hanya penjual dan pembeli dari Bandung. Banyak pedagang mobil bekas dari Garut, Sumedang, bahkan Jakarta yang ambil bagian di pasar mobil bekas Pamokas. Di Pamokas, penjual dengan mudah mendapatkan pembeli. Sementara pembeli bisa bebas memilih jenis mobil apa yang disukainya, plus memperoleh harga yang miring.
Tentang harga yang relatif murah di Pamokas dibanding membeli di show room, diakui Benyamin yang pernah dua kali membeli mobil. Menurut Benyamin, di Pamokas yang jual mobil tidak semuanya pedagang murni. Ada juga individu pemilik mobil pribadi yang ingin melepas kendaraannya. Jadi penjual pastinya tidak mencari keuntungan yang besar.
"Pilihan mobilnya juga banyak. Mau merek apa saja, jenis yang bagaimana, pastinya lebih banyak pilihannya ketimbang di show room. Jadi enak lihat-lihat dulu sepuasnya. Kalau ada yang sreg baru tawar-tawar. Tidak cocok harga, tidak perlu khawatir karena mobil yang dipajang di sana cukup banyak," ucap Benyamin.
Apa yang dikatakan Benyamin ada benarnya. Tapi kondisi sekarang mulai beda. Jenis mobil yang dipajang jumlahnya turun drastis. Dulu waktu masih sangat terkenal, Pamokas bisa memajang sampai 400 kendaraan sekali membuka pasar. Belakangan setelah kalah saing dengan pasar online, cuma ada di kisaran 150 kendaraan saja yang ditawarkan. Bahkan kalau lagi sepi, penjual yang biasa mangkal di Pamokas ikut bermain di pasar online, maka kendaraan yang dipajang cuma 100 unit.
Kini anggota Pamokas pun mulai khawatir kehilangan pembeli, karena sudah lama tidak membuka lapak. Walau mereka bisa memasarkan mobil bekas lewat online, namun mereka merasa ada yang hilang. Tidak bisa bertatap muka dengan pembeli. Tidak bisa juga dapat informasi spontan dari rekan pedagang lain.
Salah satu anggota Pamokas Herpi mengeluhkan pasar di lahan parkir Lotte Mart ditutup dalam jangka waktu yang lama. Padahal dirinya selama ini sangat mengandalkan penjualan mobil bekas di pasar tersebut. Baginya lebih cepat menjual mobil secara langsung. Transaksinya enak dan pembeli bisa lihat barangnya.
"Ditawarkan lewat online, sudah lama nggak ada yang nyangkut-nyangkut. Lagipula susah juga menjelaskan kondisi mobil jika ada yang berminat. Kalau di Pamokas bisa langsung meyakinkan pembeli karena pembeli juga tahu wujud mobilnya," ujar Herpi.
Penjual lainya Nandang menambahkan, kalau di Pasar Pamokas pembeli yang penasaran dengan kondisi mobil, bisa langsung melakukan test drive. Di lahan parkir Lotte Mart ada area khusus yang bisa digunakan pembeli mencoba bagaimana kondisi mobil yang akan dibelinya.
"saya berharap, virus corona segera mereda. Ini soalnya menyangkut banyak perut. Kalau tidak bisa memasarkan mobil di Pamokas saya bingung, mau menawarkan kemana lagi. Kalau di Pamokas sudah jelas, tiap hari Minggu pasti banyak yang datang lihat-lihat mobil," ucapnya.
Namun ada juga anggota Pamokas yang memiliki keyakinan pelanggannya tidak pindah ke lain tempat. Seperti diutarakan Asep, Pasar Pamokas tetap tidak tergoyahkan dan selalu dinantikan kehadirannya. Sekarang memang boleh tutup, tapi setelah buka kembali, pengunjung tetap banyak.
"Saya mah yakin saja, rezeki pasti ada yang mengatur. Sambil belajar jualan secara online, saya  berharap virus corona segera mereda. Memang sekarang mobil yang ada agak lama dilepas. Kalau dulu waktu di Pamokas, setipa minggunya ada saja yang terjual," tuturnya. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H