Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Kera Kalijaga, Tempat Wisata Religi

18 April 2020   04:09 Diperbarui: 18 April 2020   04:10 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kera ekor panjang menjadi daya tarik di Taman Kera Kalijaga. (foto: dok. pribadi)

Taman Kera Kalijaga Kota Cirebon, sebenarnya merupakan salah satu objek wisata yang sering mendapat kunjungan. Utamanya wisatawan yang ingin berziarah ke Makam Sunan Gunungjati di Desa Astana Kabupaten Cirebon, biasanya dipaketkan dengan kunjungan ke Taman Kera Kalijaga Kota Cirebon.

Hal itu ada keterkaitan dengan program wisata religi. Wisatawan yang sudah berziarah ke makan Sunan Gunungjati, akan melanjutkan berdoa di Taman Kera Kalijaga. Kok bisa begitu ya?

Perlu diketahui Taman Kera Kalijaga, tidak melulu berupa hutan kecil yang banyak dihuni kera. Di sana juga, ada tempat petilasan Sunan Kalijaga yang turut membantu Sunan Gunungjati dalam syiar agama Islam di wilayah pantai utara (Pantura). Di hutan kecil itulah, Sunan Kalijaga sempat menyepi (bersemedi), mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wajar jika kemudian turis luar Kota Cireon yang mengikuti paket wisata religi menyempatkan diri memanjatkan doa di kawasan Taman Kera Kalijga. Suasana di dalam Taman Kera Kaliga memang cocok untuk berdoa. Di sana terdapat masjid tua, yang menjadi lokasi utama kunjungan wisatawan.

Wisatawan pun bisa melihat keberadaan dua sumur tua yang berukuran besar. Sementara petilasan Sunan Kalijaga waktu bertapa diberi pembatas, sehingga wisatawan hanya bisa mengamati saja.

Taman Kera Kalijaga merupakan situs petilasan Sunan Kalijaga. (foto: dok. pribadi)
Taman Kera Kalijaga merupakan situs petilasan Sunan Kalijaga. (foto: dok. pribadi)

Cuma kedatangan wisatawan religi, di hari-hari tertentu saja. Sebagian besar wisatawan yang sering datang ke sana merupakan wisatawan lokal. Taman Kera Kalijaga setiap hari selalu ramai oleh warga seputaran Kota Cirebon saja. Warga senang bermain ke sana, karena keberadaan kera ekor panjang (macaca fascicularis), yang jumlahnya cukup banyak.

Saking banyaknyanya jumlah kera di sana, kadang warga yang berkunjung tidak perlu sampai masuk ke Taman Kera Kalijaga. Warga cukup bermain di halaman parkir, karena di tempat itu pun sudah bisa melihat kera berkeliaran.

Taman Kera Kalijaga pun sudah dikepung permukiman penduduk. Di sekeliling kawasan itu sudah banyak berdiri rumah-rumah penduduk. Uniknya lagi, kera-kera di sana, tidak melulu berdiam diri di Taman Kera Kalijaga. 

Jangan heran jika melihat ada di atas genteng rumah penduduk atau ada di tengah Jalan Pramuka. Bahkan banyak juga kera yang bergelantungan di pohon bambu sisi sungai yang ada di seberangan Taman Kera Kalijaga.

Jadi sedikit saja warga Kota Cirebon yang berkunjugn ke lokasi itu, hingga masuk ke petilasan Sunan Kalijaga. Mereka biasanya cukup naik motor dengan membawa anak dan berhenti di tempat parkir. Kemudian membeli kacang yang dijual di warung sekitar Taman Kera Kalijaga. Dengan bermodalkan kacang itu, pengunjung sudah bisa bermain-main dengan kera.

Bagi masyarakat sekitar Taman Kera Kalijaga, hidup berdampingan dengan kera merupakan hal biasa. Kadang masyarakat membiarkan kera-kera tersebut masuk ke dalam rumahnya. Namun itu terjadi sesekali saja, biasanya kera hanya bermain sebatas di teras atau genteng rumah penduduk.

Kera ekor panjang menjadi daya tarik di Taman Kera Kalijaga. (foto: dok. pribadi)
Kera ekor panjang menjadi daya tarik di Taman Kera Kalijaga. (foto: dok. pribadi)

"Sudah tidak aneh jika ada kera-kera bermain ke rumah. Atau melihat kera di tengah jalan. Biasanya hal itu terjadi di musim kemarau. Tumbuhan di Taman Kera Kalijaga daunnya banyak yang mengering, sehingga kera mencari makan ke luar taman," tutur warga Kalijaga, Djawahir.

Makmun warga lainnya mengingatkan kepada wisatawan, kera-kera di Taman Kalijaga ada yang suka usil. Walau tidak semuanya, tapi bisa membuat tidak nyaman wisatawan yang berkunjung ke sana. Seringnya di musim kemarau, kera ada yan beringas, mungkin karena kelaparan sulit mencari daun hijau sebagai makanannya.

Ansori warga Klayan yang sering berkunjung ke Taman Kera Kalijaga mengaku, selama ini tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakan dengan kera-kera di sana. Di hari libur, dia biasanya mengajak keponakannya untuk melihat tingkah pola kera di Taman Kera Kalijaga. Biayanya juga murah cuma modal beli kacang saja.

"Cukup di pinggir jalan saja lihat keranya, nggak perlu sampai masuk ke dalam petilasan Sunan Kalijaga. Keponakan pada senang kalau sudah banyak kera yang berkumpul berebutan makan kacang," ucapnya.

Oh ya di Taman Kera Kalijaga jaga juga ada rambu peringatan tidak boleh dijadikan tempat kencan. Nah bagi pasangan kekasih yang mau pacaran di tempat itu harus hati-hati. Kera-kera di sana seperti tahu, niat pasangan kekasih yang mau pacaran di tempat itu. Lantas kera-kera itu suka mengganggu yang perempuan, sementara lelaki pasangannya tidak diganggu. Nah loh?(Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun