Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pemkot Cirebon Wujudkan Pasar Rakyat Online tapi Masyarakat Masih Ragu

16 April 2020   12:59 Diperbarui: 16 April 2020   13:11 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan cepat merespons terhadap perkembangan wabah virus corona. Antisipasi yang dilakukan untuk meminimaliasi terjadinya kerumanan orang di pasar, kini dibuat program Pasar Rakyat Online.

Proram tersebut melibatkan seluruh pedagang yang tersebar di delapan pasar tradisional Kota Cirebon. Pada praktiknya, Pasar Rakyat Online tersebut mengarahkan pembeli tetap diam di rumah saja, tanpa harus berkunjung ke lokasi pasar.

Adapun kebutuhan pembeli nanti akan dikirim langsung ke rumah. Di masing-masing pasar sudah menyediakan saluran hotline. Dimana pembeli bisa menghubungi saluran hotline pasar yang dituju, dan bisa menyampaikan bahan apa saja yang diperlukan, serta biasa membeli di kios milik siapa.

Pasar tradisonal yang sudah menyiapkan saluran hotline, yakni Pasar Kramat (08522041866), Pasar Pagi (08122328026), Pasar Gunungsari (081564626684), Pasar Kanoman (082316460006), Pasar Drajat (082121145552), Pasar Harjamukti (081388067573), Pasar Jagasatru (081320475866), dan Pasar Perumnas (082139718100). Masyarakat tinggal menghubungi pasar yang terdekat dari lokasi rumah.

Masyarakat tidak perlu bingung, sebaliknya pedagang pun jangan khawatir. Transaksi jual beli seperti biasa. Pembeli dan pedagang yang sudah saling berlangganan tetap terhubung. Pembeli tinggal pesan barang apa saja, biasa beli di kios siapa, serta sebutkan jumlah besaran yang akan dibeli

Bedanya, sebelum ada kebijakan physical distancing, pembeli harus mendatangi langsung langganannya di pasar. Saat ini, pembeli tinggal kontak dari rumah ke saluran hotline, pesanannya akan disampaikan ke pedagang, dan barangnya akan dikirim ke rumah.

Masyarakat bisa pesan barang di pasar tradisional dari rumah. (foto: dok. Perumda Pasar Berintan)
Masyarakat bisa pesan barang di pasar tradisional dari rumah. (foto: dok. Perumda Pasar Berintan)

Mungkin di awal-awal pelaksanaan, baik pembeli dan pedagang agak bingung karena belum terbiasa. Namun program Pasar Rakyat Online ini dimaksudkan, sebagai dukungan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona. Di mana lokasi pasar termasuk rawan penyebaran virus corona karena sering terjadi kerumunan massa dalam jumlah besar.

"Kalau benar-benar jalan, program Pasar Rakyat Online ini memang meringankan pembeli. Saya jadi tidak perlu capek-capek datang ke pasar. Tinggal bilang beli beras 5kg, biasa di warung si A. Cuma saya belum tahu, apakah harganya nanti berbeda? Tapi kayanya pasti beda ditambah dengan ongkos kirim," ujar Ibu Denok yang biasa belanja di Pasar Perumnas.

Ibu Susi yang biasa belanja di Pasar Gunungsari mengaku masih ragu dengan pelaksanaan Pasar Rakyat Online. Pembeli yang ke pasar jumlahnya banyak, terus kalau pesan lewat hotline, apakah bisa terlayani dengan cepat.

"Jangan-jangan, pembeli harus menunggu lama mendapat kiriman. Padahal barang yang dibeli benar-benar sangat dibutuhkan. Saya sendiri belum mencoba pesan lewat hotline," ucap Ibu Susi.

Sementara Ibu Egis yang biasa belanja di Pasar Kramat merasa dilema dengan adanya Pasar Rakyat Online. Jarak rumah dia ke Pasar Kramat tidak terlalu jauh. Dia yang rumahnya di kawasan Krusuk paling cuma 200 meter ke Pasar Kramat. Jadi kalau belanja tinggal jalan kaki saja.

"Kayanya bagi saya tambah repot kalau pesan belanjaan pakai saluran hotline. Lebih cepat belanja langsung datang ke pasar. Sementara lewat hotline mungkin barang yang dipesan datangnya agak lama. Terus nanti kalau mau masak bagaimana, sementara bahan bakunya belum datang," ujarnya.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun