Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Garang Asem Bumbung Meningkatkan Selera Makan

12 April 2020   07:58 Diperbarui: 12 April 2020   08:05 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Punya kesempatan berkunjung ke Puro Mangkunegaran, Surakarta merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Kedatangan rombongan wisatawan, selepas Magrib biasanya disambut secara resmi.

Tuan rumah langsung menghidangkan minuman tradisional di ruang pendopo. Minuman berupa beras kencur terasa nikmat diteguk dalam kondisi masih hangat. Tidak hanya menyegarkan tenggorokan tapi juga menghangatkan badan.

Wisatawan yang belum sempat menunaikan shalat Magrib, bisa memanfaatkan mushola yang berada di sisi kiri dari arah pintu masuk Puro Mangkunegaran. Walau tidak terlalu besar, mushola tersebut bisa digunakan untuk shalat berjamaah.

Ketika rombongan wisatawan sudah kumpul kembali dan duduk di kursi yang sudah tersedia di pendopo, tuan rumah melakukan ramah tamah. Tak begitu lama, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tarian tradisional. Usai acara penyambutan, wisatawan dipandu mengunjungi beberapa ruangan, termasuk museum yang menyimpan sejumlah benda bersejarah.

Sebelum acara makan, wisatawan dihibur tarian tradisional. (dokpri)
Sebelum acara makan, wisatawan dihibur tarian tradisional. (dokpri)

Namun, acara inti dari Puro Mangkunegaran Royal Dinner tentu saja menjajal kuliner khas keraton. Makan malam itu dilakukan di ruang Pracimoyoso. Di ruang tersebut, wisatawan sebelum makan bisa foto-foto dulu buat kenangan dengan memanfaatkan kursi semacam singgasana.

Menu makanan yang dihidangkan secara prasmanan itu, aneka macam jenisnya. Pilihannya bisa nasi liwet, timlo, tengkleng, selat solo, dan pecel ndeso. Tersedia juga bistik lidah, asem-asem daging, dan sambal goreng bledak.

Saat melihat-lihat makanan yang cocok, saya tertarik ada sajian makanan yang dikemas dalam bambu. Didorong rasa penasaran saya bertanya ke juru saji apa isi menu makanan dalam bambu itu. Akhirnya saya mengetahui, menu makanan yang bahan utamanya daging ayam itu, disebut garang asem bumbung.

Juru saji menjelaskan, kalau masakan garang asem bumbung merupakan resep kuliner yang dilestarikan turun temurun di lingkungan keraton. Walau masyarakat umum sekarang sudah banyak membuat menu garang asem bumbung, namun tetap saja rasanya bakal beda dengan yang dihidangkan di Puro Mangkunegaran.

Saya ambil satu bambu garang asem bumbung. Makanan yang ada di dalam bambu itu, sebenarnya terbungkus daung pisang. Jadi jika ingin mengeluarkan sekaligus isi makanan itu, bisa dengan menarik daun pisang yang ujungnya berada di luar bambu.

Makan makin berselera dengan menu garang asem bumbung. (dokpri)
Makan makin berselera dengan menu garang asem bumbung. (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun