Virus corona benar-benar membuat krisis. Banyak orang kehilangan pekerjaan. Walau begitu, di sisi lain bermunculan ide-ide kreatif. Seperti, kebutuhan masker yang meningkat, melahirkan perajin dan penjual masker di beberapa tempat.
Ada juga yang kehilangan pekerjaan yang akhirnya alih profesi. Uniknya, pekerjaan yang baru dilakoninya kadang tidak sesuai dengan keahlian. Sebut saja Ibu Tien Kartini Herawati, yang sebelumnya berprofesi sebagai instruktur senam bersertifikat Dispora Kota Bandung, harus banting setir menjajakan aneka kuliner.
Kebijakan stay at home, membuat Ibu Tien Kartini tidak bisa mengajar di beberapa sanggar yang selama ini menjadi binaannya. Semua aktivitas senam di sanggar dihentikan. Praktis, Ibu Tien Kartini tidak punya pekerjaan atau aktivitasnya sebagai instruktur terhenti sementara.
"Kesel juga tidak punya kegiatan. Paling melakukan senam sendiri di rumah. Biar badan tidak terasa capek. Tapi lama-lama membosankan. Eh tahunya ada anggota komunitas senam yang menawarkan kerja sama. Selama ini dia pandai membuat cireng (aci digoreng). Terus dia mengemukakan ide bagaimana kalau jualan cireng saja. Dia yang membuat saya yang menjual," tutur Ibu Tien.
Menurut Ibu Tien Kartini, cireng yang dijajakannya agak beda dari yang biasa beredar di pasaran. Sebagian besar cireng yang dijual pedagang tidak ada isinya. Nah, cireng yang dijajakan Ibu Tien Kartini ada isinya berupa bumbu pecel.
"Pas dimakan, tidak hanya gurih yang terasa di mulut. Tapi ada sedikit rasa pedas-pedasnya. Itu berasal dari bumbu pecel yang dimasukan kedalam cireng. Sekarang, mulai banyak yang pesan setelah mencoba dulu cireng isi bumbu pecel," kata Ibu Tien.
Diungkapkan, saat ini dirinya bertindak sebagai penjual saja. Sementara produksi cireng isi bumbu pecel dilakukan oleh anggota komunitas senam yang bernama Ibu Enuy Aef. Dia memang pandai membuat kue. Nah sekarang lagi musim aturan di rumah saja, Ibu Enuy akhirnya makin memfokuskan usaha membuat cireng bumbu pecel.
Cireng produksi Ibu Enuy yang dijual Ibu Tien masih dalam bentuk mentah. Kuliner itu dikemas dalam dus kecil isi 12 biji dengan harga Rp 15.000,00. Sedangkan kemasan dus yang lebih besar berisi 22 biji, cuma harganya menjadi Rp 25.000,00.
Selain menjual cireng mentah, Ibu Tien Kartini pun membantu pemasaran produksi risoles Ibu Tomi, anggota komunitas senam lainnya. Kalau cireng penjualannya sudah dikemas, untuk risoles dijualnya per biji. Harga satu biji risoles Ibu Tomi, yakni Rp 3.000,00. Harga itu untuk risoles yang matang. Sedangkan yang mentah dibandrol dengan harga Rp 2.500,00.