Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengingat Kenangan di Rumah Kebun

6 April 2020   04:13 Diperbarui: 6 April 2020   05:33 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu hari belum beranjak ke petang. Jam masih menunjukan pukul 15.00. Namun cuaca di Ciater Subang kurang bersahabat. Kami dari alumni SMAN 3 Cirebon tahun 1987, saat itu merencanakan pembahasan program kerja dengan bermalam di kawasan Ciater Camping Park.

Belum juga puas melepas rasa lelah, air gerimis mulai turun sekitar Rumah Kebun yang kami tempati. Langit semakin gelap. Tanpa turun hujan saja, Ciater sudah dingin. Keruan saja semua hadir langsung mengenakan baju penghangat. Kabut yang terus turun membuat suasana makin menggigil.

Beruntung saat itu, kami sudah memesan makanan dan minuman. Begitu singkong dan kacang rebus datang, langsung jadi rebutan. Makanan yang yang dihidangkan masih hangat itu, sangat cocok di suasana dingin. Minumannya sengaja kami pesan wedang bandrek. Rasa jahenya sangat nikmat, efeknya pun menghangatkan badan.

Entah karena kelaparan atau merasa cocok, dalam waktu singkat singkong dan kacang rebus habis. Demikian juga dengan wedang bandrek, banyak yang mengonsumsi lebih dari dua gelas.

Sebelum malam menjelang, kami menyelesaikan tujuan utama berkumpul di Rumah Kebun kompleks Ciater Camping Park, yakni membahas program kerja alumni dan pembentukan pengurus baru. Ada beberapa perdebatan, tapi itu tidak mengganggu kekompakan. Semua dicarikan solusinya.

Ciater Camping Park jadi tempat foto yang indah.
Ciater Camping Park jadi tempat foto yang indah.

Selesai acara pokok, apalagi kalau tidak bersenang-senang. Kebetulan hujan mulai mereda. Kami kemudian ingat dapat kiriman kayu bakar dari pengelola Rumah Kebun. Langsung saja ramai-ramai keluar lewat bagian belakang Rumah Kebun.

Di sana disediakan tempat pembakaran api unggun. Di sekeliling tempat pembakaran api unggun itu, tersedia tempat duduk terbuat dari cor semen dengan jarak dua meter. Ketika kayu-kayu dibakar dan api menyala, kami benar-benar merasakan kehangatan. Sayang kelap kelip bintang di atas langit tidak terlihat.

Suyud dan Wenny yang memandu acara bebas itu, mampu menghadirkan gelak tawa. Setiap yang hadir diminta mengingat hal-hal yang menyebalkan di antara sesama teman. Hal itu jadi terlihat lucu. Hal yang menyebalkan justru baru diungkapkan setelah sekian tahun berteman.

Oh ya, sambil bersenda gurau di depan api unggun, kami mengeluarkan perbekalan jagung dalam jumlah yang banyak. Setelah mengupas kulitnya, kami membuat jagung bakar. Hasilnya sudah bisa ditebak, karena bukan ahli membakar jagung, maka banyak yang gosong. Tapi apa pun hasilnya tetap dimakan, karena suasana yang menyenangkan.

Bermalam di Rumah Kebun.
Bermalam di Rumah Kebun.

Kegiatan api unggun akhirnya tidak berlangsung lama. Gerimis kembali turun. Semua kembali masuk ke Rumah Kebun. Fasilitas Rumah Kebun sangat lengkap. Selain tersedia satu kamar tidur di lantai dasar dan dua kamar tidur di lantai atas, ada juga ruang dapur, kamar mandi, lobi, tempat makan, ruang bekumpul dan tempat shalat. Di area luar, ada tempat pembakaran api unggun dan gazebo.

Malam tiba, semua menyiapkan tidur. Semua yang hadir mengenakan baju hangat. Bahkan karena cuaca makin dingin, ada yang mengenakan kaos kaki, sarung tangan hingga kupluk. Itu padahal sudah mengenakan baju hangat dan tarik selimut.

Saat pagi tiba, semua punya acara masing-masing. Ada yang olah raga trekking ada juga yang menuju kolam renang. Malah ada juga yang iseng naik kuda yang banyak disewakan di sana. Ada juga lokasi memanah, tapi kami tidak mencobanya.

Kebanyakan dari kami memang keliling kawasan Ciater Camping Park. Selepas dari Rumah Kebun, banyak ditemui tenda-tenda permanen yang disewakan. Fasiltas itu merupakan kompleks glamping (glamoru camping). Walaupun berupa tenda, fasilias di dalamnya tidak kalah dari kamar hotel.

Selama trekking, banyak spot-spot foto yang bagus. Pengunjung di Ciater Camping Park bisa mendatangi Green House. Di tempat itu banyak ditanam pohon-pohon bunga hias. Masuk ke Green House tidak dipungut bayaran. Pengunjung bisa sepuasnya menikmati keindahan bunga.

Dalam Green House terdapat tanaman bunga.
Dalam Green House terdapat tanaman bunga.

Tidak jauh dari situ juga ada kandang ternak. Dipelihara kambing. Namun sedikit pengunjung yang langsung mendekat, paling melihat dari kejauhan karena bau kurang sedap. Yang paling menyenangkan kalau melewati perkebunan petani. Tidak jauh dari tempat camping banyak dijumpai kebun sayur petani.

Ada juga aliran sungai yang airnya sangat jernih. Banyak pengunjung mencoba membasuh mukanya dengan air sungai tersebut. Sementara di kejauhan bisa dilihat pohon-pohon pinus di atas bukit.

Tapi yang paling banyak dikunjungi yakni keberadaan taman yang menghadirkan Rumah Pohon. Banyak yang penasaran melihat bangunan mirip rumah panggung dengan pilar/penopang di empat sudutnya mirip pohon. Asyik juga tuh kalau foto-foto di tempat itu.

Puncak dari keliling di kawasan Ciater Camping Park, yakni mendatangi lapangan dengan logo Ciater Camping Park. Cobalah untuk bergaya di sana sebagai kenang-kenangan. Tapi sebelum foto di sana, bisa juga pose dilakukan di beberapa tempat duduk dengan latar belakang buah-buahan raksasa yang terbuat dari semen. Wah pengalaman indah bersama teman SMA kembali kukenang.(Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun