Nasi merah jadi menu utama. Pengelola kedai meyediakannya dalam bakul. Lauk pauknya bisa memilih ikan atau ayam, boleh digoreng bisa juga dibakar. Tersedia juga tahu dan tempe. Penggemar petai atau jengkol jangan khawatir, karena pasti ada.
Sayuran dan sambalnya lengkap. Yang mau karedok tinggal pesan. Semuanya disuguhkan dalam kondisi hangat. Kalau minuman, tersedia berbagai minuman ringan. Tapi minuman khas di sana berupa wedang bandrek. Wedang bandrek cocok diseruput di sana, karena bisa menghangatkan badan di cuaca dingin.
Cerita kedai yang menyuguhkan makanan tradisional di Punclut pun makin meluas. Jadi bukan yang hendak berolah raga saja yang berkunjung ke Punclut. Sebagian besar pengunjung, justru datang ke Punclut karena ingin langsung menikmati kuliner dan datang dengan membawa mobil dan motor.
Kesinikan pun, kawasan Punclut tidak ramai di pagi dan siang hari saja. Kawasan Punclut justru makin ramai sekalipun di malam hari. Hal ini, terkait makin banyaknya destinasi baru yang dibangun di sana. Biasanya yang datang malam hari ke sana, sebagian besar anak-anak muda. Mereka butuh tongkrongan baru, setelah bosan di pusat kota.
Nah, siapkan saja uang yang cukup. Sekarang banyak yang tersedia di kawasan Punclut.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H