Anak-anak setuju perjalanan dilanjutkan ke lokasi Curug Omas. Jalan kaki saja biar sehat. Apalagi tadi dapat gambaran jarak tempuhnya cuma 2 km.
Memang sepanjang jalan menuju Curug Omas sangat menyenangkan. Suasana alamnya sangat asri. Di samping kiri jalan kadang bisa melihat aliran sungai. Di kejauhan terlihat hutan dengan pohon tinggi-tinggi kadang diselimuti kabut. Anak-anak terus bercanda. Apalagi saat melintasi bata pohon yang tumbang dan menghalangi jalan, mereka gembira sekali.
Namun, kira-kira dalam setengah perjalanan, si bungsu yang masih empat tahun mulai rewel. Dia tampaknya mulai kelelahan berjalan kaki. Sempat istirahat beberapa kali. Ada saung-saung sederhana dan tak terpelihara, tapi kami manfaatkan untuk duduk-duduk.
Waktu meneruskan perjalanan, si bungsu kembali rewel dan sulit untuk dibujuk. Kami pun mulai merasa aneh, kenapa lokasi Curug Omas belum terlihat juga. Mau balik lagi ke Gua Belanda, terasa tanggung sudah berjalan jauh. Akhirnya si bungsu terpaksa digendong.
Setelah melewati perjalanan satu jam lebih, akhirnya kami dapat mendengar gemericik air. Hati terasa lega, akhirnya Curug Omas yang kami cari-cari ketemu juga. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Di sana, langsung saja ambil istirahat dudu-duduk dengan menyewa tikar.
Ada beberapa pedagang makanan dan minuman. Harga jualnya masih normal. Setelah menikmati makanan dan minuman dan cukup beristirahat, kami coba keliling beberapa lokasi yang dianggap bagus untuk spot foto.
Oh ya, selama tadi perjalanan menuju Curug Omas, kami sempat bertemu dengan pengendara motor. Ternyata mereka merupakan tukang ojek yang bisa dimanfaatkan mengantar dari Gua Belanda ke Curug Omas. Tahu ada tukang ojek, perjalanan pulang kembali ke Gua Belanda, kami putuskan tidak berjalan kaki.
Untuk perjalanan pulang kami sewa dua motor tukang ojek. Sambl iseng saya bercerita tadi perjalanan ke Curug Omas jalan kaki dan melelahkan sekali. Padahal cuma 2 km, tapi sampai memakan waktu satu setengah jam.
Tukang ojek terkekeh. "Ah bapak, daripada capek-capek jalan, lebih baik naik motor. Lagi pula, jaraknya cukup jauh, bukan 2 km tapi lebih dari 5 km. Kasihan anak-anak, Pak," kata tukang ojek bernama Usin.