Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Banjir, Warga Benar-benar Diam di Rumah Saja

1 April 2020   07:12 Diperbarui: 1 April 2020   07:34 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalanan banjir, warga jadi malas ke luar rumah.

Lengkap sudah derita warga di sejumlah perumahan kawasan Bandung Timur. Sesudah ada imbauan agar diam di rumah, terkait upaya pencegahan virus corona, kini warga dalam arti sebenarnya terkurung dalam rumah.

Kawasan yang mereka diami terkepung genangan banjir. Tercatat ada tiga perumahan yang kawasannya mengalami banjir cukup parah. Ada perumahan Adipura, perumahan Kemakmuran, dan perumahan Pasirpogor.

Berbeda dengan perumahan Adipura dan Kemakmuran yang sering kena limpasan air hujan, perumahan Pasirpogor sebelumnya jarang mengalami banjir. Ada dugaan, banjir tidak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi, tapi juga terjadinya tanggul jebol.

Warga di tiga perumahan itu praktis tidak bisa kemana-mana. Mau keluar rumah, akses jalan penuh genangan air. Namun, ada beberapa warga yang sudah hafal, setelah memperkirakan hujan bakal lama, warga yang bersangkutan langsung mengungsi ke tempat aman.

Jalanan banjir, warga jadi malas ke luar rumah.
Jalanan banjir, warga jadi malas ke luar rumah.

Namun, ada juga warga yang benar-benar tidak menduga bakal terjadi banjir. Dengan alasan capek dengan aktivitas siang hari, mereka memilih tidur sebelum larut malam. Memang tahu ada hujan, namun tak menduga menjelang pagi ketinggian genangan air sudah masuk ke dalam rumah.

"Iya tahu, sejak malam hujan cukup besar. Kami sekeluarga terserang kantuk. Jadi tidur lebih cepat. Sempat melihat ke luar rumah, ada genangan tapi permukaan jalan masih kelihatan. Eh, pas menjelang pagi kami bangun cukup kaget, sudah ada rembesan air masuk rumah," kata Ibu Milla yang sedang merintis konveksi.

Keruan saja dia buru-buru mengamankan mesin konveksi agar tidak terendam air. Dulu Ibu Milla punya pengalaman, saat banjir tidak bisa menyelamatkan mesin konveksinya. Alhasil, dia menderita kerugian besar.

Berbeda denan Ibu Milla, Ibu Vita yang masih satu kompleks di perumahan Adipura memilih mengungsi sebelum terjadi banjir. Dia sudah memperkirakan hujan yang besar berpotensi banjir. Maka sebelum larut malam, dia sudah membereskan semua barang-barang di ketinggian, lantas tidur di hotel.

Genangan air nyaris masuk rumah.
Genangan air nyaris masuk rumah.

"Tidur di rumah pasti tidak nyaman. Aktivitas pasti terganggu kalau genangan air sampai masuk ke rumah. Lebih baik mengamankan semua barang dulu, terus mengungsi ke hotel. Biar anak-anak juga tenang," tuturnya.

Cerita lain datang dari Ibu Melly. Seusai Magrib dia hendak pulan ke perumahan Adipura. Dia baru dari perjalanan menjaga pet shop di daerah Jatinangor. Pas sampai di pintu masuk perumahan Adipura, dia kaget sudah ada genangan air yang cukup tinggi.

"Beruntung motor saya masih bisa melintas. Kebayang kalau mogok. Badan sudah capek seharian kerja, masa harus mendorong motor lagi. Cuma saya masih beruntung, kawasan di rumah saya berada tidak diterjang banjir. Yang banjir di pintu masuk perumahan, dan bagian belakang kompleks ini," ungkap Ibu Melly.

Tidak hanya di kompleks Adipura. Genangan banjir juga dialami warga di kawasan Kemakmuran dan Keadilan. Ada dugaan genangan banjir di kawasan tersebut, selain karena curah hujan cukup tinggi, juga melimpahnya air Sungai Cipamokolan di daerah Rancacili.

Air sudah masuk ke garasi mobil.
Air sudah masuk ke garasi mobil.

"Di kompleks Keadilan, khusus bagian belakang memang sering terjadi genangan. Apalagi kalau hujannya gede. Siap siap saja warga untuk bebersih rumah. Di jalan sudah pasti banjir, cuma kali ini tidak sampai masuk rumah," kata Bapak Krisnadi.

Adanya genangan banjir, diiyakan juga oleh Ibu Nisa yang tinggal di Kompleks Kemakmuran. Menurutnya, air biasanya dilimpahkan ke sawah. Namun, sawah juga sudah penuh air. Akhirnya, kawasan ini terkena juga genangan banjir.

Di perumahan Pasirpogor, sebelumnya jarang terdengar banjir. Makanya warga di sana cukup kaget, genangan air yang menimpa kawasan itu cukup tinggi. Warga mendapat informasi, tanggul pembatan perumahan denagn saluran air jebol.

"Aneh juga Pasirpogor banjir sampai masuk rumah. Dulu-dulu tidak seperti ini. Dari informasi yang beredar, ada bagian tanggul yang jebol. Airnya jadi masuk ke perumahan," kata Bapak Yurry yang rumah orangtuanya kebanjiran.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun