Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menu Kuliner Dadakan Jadi Daya Tarik Wisata Waduk Cirata

30 Maret 2020   14:31 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waduk Cirata tampak dari kejauhan.

Mau berwisata sambil menikmati kuliner warga setempat, Waduk Cirata bisa jadi pilihannya. Destinasi wisata yang berlokasi di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegalwaru Plered, Kabupaten Purwakarta itu tidak terlalu lama jika ditempuh dari Bandung.

Kalau lalu lintas normal, dari pusat Kota Bandung cuma butuh waktu kurang lebih dua jam. Dari arah Bandung mengarah ke Cimahi dan tembus ke Padalarang dan lanjut ke Cikalong Wetan. Dari situ langsung mengikuti penunjuk jalan ke Waduk Cirata.

Berkunjung ke Waduk Cirata lebih asyik membawa keluarga. Sebab, selain bisa menikmati pemandangan alam yang indah sekitar waduk, di sana bisa menjajal kuliner khas warga setempat. Uniknya lagi, semua hidangan yang ditawarkan warga, dimasak secara dadakan.

Misalnya, kalau pengunjung memesan ayam goreng atau ayam bakar, maka warga yang membuka warung di sana mendadak menangkap ayam hidup dan memotongnya. Semula saya berpikir, proses semacam itu akan memakan waktu lama. Belum lagi harus menahan perut yang sudah lapar.

Menu nasi liwet membuat ketagihan
Menu nasi liwet membuat ketagihan

Ternyata warga di sana cukup terampil. Setelah ayam sudah dipotong (disembelih), pemilik warung dengan cekatan mencabuti bulu ayam dengan waktu cepat. Mereka benar-benar terlatih. Sesudah bersih dari bulu, ayam dipotong-potong sesuai pesanan, atau dalam bentuk bekakak (utuh), lantas mau dibakar atau mau digoreng terserah pembeli.

Jadi pembeli tidak perlu khawatir, walau semua menu disiapkan secara dadakan, namun proses memasaknya cukup cepat. Demikian juga dalam menyiapkan racikan bumbunya, para pembeli dijamin bakal ketagihan. Sambal dadaknya membuat selera makan menjadi sangat lahap.

Selain menu ayam yang dipotong secara dadakan, hal yang sama juga akan dilakukan terhadap menu jenis ikan. Tidak ada ikan yang sudah tersedia di lapak warung. Melainkan hasil tangkapan, kemudian disisik, baru diberi bumbu sesuai pesananan pembeli mau digoreng atau dibakar.

Cara pemilik warung di sekitar Waduk Cirata yang menyajikan menu kuliner secara dadakan itu, memang jadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sana. Menu favorit lainnya yang ditawarkan pemilik warung, yakni nasi liwet, yang juga dibuat dadakan.

"Semua dibuat serba dadakan. Ini dilakukan biar terasa nikmat oleh pengunjung. Apalagi kalau dihidangkan dalam kondisi masih hangat. Membuat selera makan jadi bertambah. Kalau sekali sudah mencicipi, pasti bakal ketagihan datang ke sini lagi," kata Ibu Yani, salah seorang pemilik warung di sana.

Keliling Waduk Cirata menggunakan perahu motor.
Keliling Waduk Cirata menggunakan perahu motor.

Kenikmati kuliner sekitar Waduk Cirata, diakui Fikri seorang wisatawan asal Cibeunying Kota Bandung. Dia mengaku bukan pertama kali datang ke Waduk Cirata. Bersama anggota keluarganya, memanfaatkan hari libur mengunjungi Waduk Cirata untuk refreshing.

"Suasana alam di sini menyenangkan. Anak-anak juga suka kalau diajak ke sini. Sengaja tidak membawa perbekalan, karena niatnya memang ingin kulineran di sini. Kangen nasi liwetnya," ujar Fikri.

Berbeda dengan Fikri, Nanang Setiawan datang ke Waduk Cirata bersama rombongan komunitas sepeda. Menurutnya, setelah menempuh perjalanan dari Bandung, rasanya cocok makan siang di sini.

"Biasa kita foto-foto dulu di sini. Cocok untuk diposting di media sosial. Biasanya, kalau kita sudah posting di media sosial, ada komunitas lain bertanya dan akan tertarik datang ke sini," kata Nanang.

Selain rombongan keluarga, memang banyak anggota komunitas motor dan komunitas sepeda yang menjadikan Waduk Cirata sebagai daerah tujuan. Mereka mengatur waktu tiba di Waduk kira-kira pas jam makan siang.

Anggota komunitas motor atau sepeda senang ke Waduk Cirata, karena mereka menikmati sekali melintas jalanan di atas waduk. Di sana tersedia, lahan untuk beristirahat dan memarkirkan kendaraan. Dari lokasi itu, bisa mengambil gambar untuk kenang-kenangan.

Latar belakangnya bisa bangunan penunjang waduk yang kokoh dan megah. Atau bisa juga mengambil spot yang latar belakangnya pemandangan alam berupa bukit dan pohon-pohon menghijau.

Puncak dari kunjungan ke Waduk Cirata, yakni menikmati wahana perahu motor. Banyak warga setempat, menawarkan jasa mengantar wisatawan keliling waduk dengan perahu motor.

Satu perahu motor bisa mengangkut sampai 15 orang. Jangan dipaksakan lebih dari jumlah itu karena merasa masih satu rombongan. Sebab kalau kelebihan beban, bisa membahayakan. Lebih baik menggunakan perahu lainnya, karena di sana cukup banyak yang menjajakan jasa keliling Waduk Cirata.(Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun