Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Minum Jamu Tradisional Badan Jadi Bugar

29 Maret 2020   10:05 Diperbarui: 29 Maret 2020   10:08 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibi jamu langganan yang biasa lewat depan rumah, sudah dua minggu tidak menampakan batang hidungnya. Padahal kami sudah rutin mengonsumsi minuman tradisional itu seminggu tiga kali.

Tidak diperoleh informasi Bi Narti selama ini kemana. Padahal sebelum-sebelumnya, kalau dia tidak jualan, sering memberi tahu akan pulang kampung. Jadwal kepulangannya pun sudah pasti, yakni musim tandur, musim panen, dan musim mudik.

Apakah Bi Narti tidak jualan keliling mengikuti anjuran diam di rumah? Tapi dia juga pasti tidak berani pulang kampung ke Solo, karena ada larangan bepergian. Jadi dia tidak memberi tahu mau pulang kampung, cuma tidak berjualan dan tinggal di kontrakannya. Alhasil selama dua minggu kami tidak minum jamu.

Padahal beredar informasi minum jamu tradisional yang berbahan baku rempah-rempah, mampu menangkal serangan virus corona. Di sisi lain, rempah-rempah di pasar tradisional atau super market sekarang laris manis. Banyak yang mencari dan dampaknya, harga rempah-rempah melambung tinggi.

Cairan jamu tradisional--dokpri
Cairan jamu tradisional--dokpri
Kami akhirnya mencari rempah-rempah untuk pembuatan jamu. Hal ini karena alasan kami sudah terbiasa minum jamu, juga ada kekhawatiran adanya serangan virus corona. Kami putuskan untuk membuat jamu sendiri, daripada menunggu-nunggu Bi Narti yang belum pasti.

Yang kami rasakan selama ini, seusai minum jamu badan jadi terasa bugar. Walau banyak aktivitas, sepertinya kami tidak merasa loyo. Kalau sekarang jamu tradisional dipercaya bisa menangkal virus corona, kami anggap sebagai bonus saja.

Beruntung kami masih bisa mendapatkan sejumlah rempah-rempah di pasar tradisional. Rempah-rempah yang kami beli untuk pembuatan jamu, yakni jahe, kunyit, sereh, asam jawa, dan jeruk nipis. Kami juga beli gura aren untuk penyeimbang rasa.

Minum cairan jamu tradisional selagi hangat--dokpri
Minum cairan jamu tradisional selagi hangat--dokpri
Setelah bahan rempah-rempah terkumpul, usahakan cuci dulu sampai bersih untuk menjamin sudah higienis. Baik jahe, kunyit, sereh dipotong kecil-kecil. Masukan semua rempah-rempah itu ke panci, kemudian tuangkan air secukupnya. Jangan lupa tambahkan juga gula aren.

Kemudian air yang sudah dicampur rempah-rempah dan gula aren dimasak. Tunggu sampai mendidih hingga tercium aroma khas rempah-rempah. Cairan jamu buatan sendiri itu, boleh dituangkan dalam gelas. Teteskan air jeruk nipis untuk penyedap. Minum selagi hangat.

Pasti akan merasakan banyak manfaat. Selain bisa menyegarkan tubuh, tenggorakan jadi hangat, pernapasan jadi lancar, pusing-pusing juga akan hilang. Cairan jamu ramuan sendiri ini, bisa diminum dua kali sehari. Waktu pagi setelah bangun tidur dan menjelang malam sebelum tidur.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun