Terkait tidak beraninya perajin menebang pohon bambu di luar Bulan Februari hingga Juni, selain memegang amanat leluhur, juga ada alasan ilmiahnya. Ternyata pada bulan-bulan lainnya, bambu yang akan ditebang dipastikan mengandung hama. Dampaknya bambu cepat rusak dan tidak akan menghasilkan suara yang bagus.
Cara yang dilakukan para perajin di Desa Lumbu, pada musim panen yang dibolehkan menebang bambu, mereka melakukan stok yang banyak. Jumlahnya bisa mencapai ratusan. Kalau pesanan angklung normal, maka stok itu bisa digunakan sampai setahun. Kecuali pesanan membeludak dan kunjungan wisatawan meningkat, maka stok yang ada sudah habis sebelum setahun.
Para perajin aklung Desa Lumbu, sangat berterimakasih karena banyak wisatawan yang menceritakan keunggulan angklung produksi mereka. Cerita dari mulut ke mulut yang dilakukan wisatawan membuat angklung Desa Lumbu kini makin dikenal dimana-mana.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H