Bersyukurlah akhirnya motor yang saya kendarai sampai juga di puncak Kawah Putih. Saat rekan-rekan sedang menikmati keindahan Kawah Putih, saya lebih menenangka diri dulu. Saat istirahat saya memesan jagung bakar yang dijual pedagang di sana, sedangkan untuk anak, saya belikan buah stroberi yang sudah dilumuri cokelat cair.
Enak juga menikmati jagung bakar, dalam cuaca yang sangat dingin di kawawan Kawah Putih. Kebetulan perut juga terasa lapar, hingga tidak terasa saya menghabiskan dua jagung bakar.
Suasana Kawah Putih saat itu penuh dengan wisatawan. Maklum bertepatan dengan musim liburan. Sehingga pengunjung bukan hanya dari sekitar Bandung, tapi juga banyak dari luar kota. Kawah Putih menjadi objek wisata favorit di kawasan Bandung Selatan. Banyak wisatawan yang penasaran bisa berdekatan langsung dengan sebuah kawah yang menyerupai danau.
Walau wisatawan bisa berdekatan langsung dengan kubangan besar, namun tetap harus hati-hati. Usahakan tubuh tidak bersentuhan dengan cairan di sana. Bagi wisatawan yang alergi bau belerang juga ada baiknya menggunakan masker saat berada di sana.
Sebagai gambaran, setelah menyimpan kendaraan di parkir atas, wisatawan akan berjalan kaki dan melintasi tangga menanjak. Wisatawan juga bisa berkeliling kawah tapi tetap harus melihat rambu-rambu peringatan. Termasuk saat melintasi semacam lubang gua, disarankan tidak memaksa masuk ke sana. Ada peringatan agar wisatawan tidak berlama-lama di dekat lubang itu, karena bau belerangnya sangat menyengat.
Secara keseluruhan, banyak tempat yang menarik untuk dijadikan spot foto. Sejumlah muda-mudi yang sedang memadu kasih juga, banyak melakukan selfie di sana. Beberapa batang pohon yang terendam di air kawah, asyik juga dijadikan properti foto.
Menjelang sore rombongan kami pulang. Tidak lupa membeli buah stroberi yang banyak dijual di sana untuk oleh-oleh.
Saya cuma mengingatkan kembali kepada wisatawan yang akan berkunjung ke sana dan baru pertama kali, alangkah lebih baik memarkirkan kendaraan, setelah pintu masuk.Â
Perjalanan ke puncak Kawah Putih bisa menggunakan odong-odong yang disediakan pengelola, dengan tarif terjangkau. Daripada menghadapi risiko tidak kuat nanjak, lebih baik naik odong-odong yang sopirnya sudah tahu medan jalan. Yang jelas tarif naik odong-odong lebih murah dari biaya membawa kendaraan sendiri ke atas.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H