Keindahan gugusan Pulau Seribu selalu mengundang pensaran para wisatawan. Banyak wisatawan yang berkunjung ke sana, untuk melepaskan penat dan rutinitas sehari-hari.
Wisatawan yang merencanakan berlibur ke Pulau Seribu, pasti ingin menikmati panorama pantai dan aroma laut. Demikian juga dengan saya, tak pernah bosan bermain-main dengan air laut.
Setelah berangkat dari Dermaga Marina Ancol, Jakarta, rasa penasaran ingin berkunjung ke Pulau Pantara terus menggebu-gebu. Pertama yang saya perhatikan soal keamanan. Saya merasa tenang, ketika semua penumpang diingatkan untuk mengenakan rompi pelampung.
Walaupun tidak menginginkan hal-hal negatif terjadi selama perjalanan, saya menganggap kapal cepat yang ditumpangi cukup memperhatikan keselamatan penumpang. Diperoleh informasi, perjalanan dari Dermaga Ancol hingga mencapai Pulau Pantara kira-kira membutuhkan waktu dua jam.
![Air laut di Dermaga Pulau Seribu bening dan bergelombang kecil. | dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/24/pantara2-5e79c21c53807b555f3d1b32.jpg?t=o&v=770)
Lokasi Pulau Pantara yang saya tuju, ternyata paling ujung di antara gugusan Pulau Seribu lainnya. Ini artinya, saya dan penumpang lainnya bisa melihat beberapa pulau yang terlewati. Pantas kalau dikatakan gugusan Pulau Seribu, karena pulau-pulau kecil yang terlewati jumlahnya cukup banyak.
Sesampainya di Pulau Pantara, hari menjelang sore. Ternyata, walau Pulau Pantara ukurannya cukup kecil, namun fasilitas di sana lumayan lengkap. Bisa disebut juga, Pulau Pantara adalah keindahan yang tersembunyi di Kepulauan Seribu. Ada beberapa kamar untuk menginap para wisatawan. Di antara beberapa bangunan kamar, banyak pepohonan dengan tumbuhan kelapa yang dominan.
![Sebelum sampai Pulau Pantara, terlihat pulau kecil lainnya di latar belakang. | dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/24/pantara3-5e79c26053807b50753d63b2.jpg?t=o&v=770)
Pagi hari, suasana di Pulau Pantara enak juga untuk berolahraga jogging. Trek jalan kaki di sana sangat menyenangkan. Lingkungannya sangat asri. Usai jogging bisa lanjut berenang. Kolam renangnya bersih terpelihara.
Nah kalau sempat berkeliling ke arah belakang, bibir Pulau Pantara memang terlihat kurang penataan. Biasanya di sana, ada beberapa perahu motor yang mangkal. Para pemilik motor menawarakan jasa mengantar wisatawan keliling Pulau Pantara dari sisi pantai.
Namun yang jadi favorit tujuan wisatawan berkunjung ke Pulau Pantara, yakni bermain kano dan snorkeling. Air laut di sekitar Pulau Pantara sangat bening dan ombaknya nyaris tak ada.
![Bagian belakang Pulau Pantara kurang mendapat penataan | dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/24/pantara4-5e79c4ea097f3624a0274742.jpg?t=o&v=770)
Jangat lewatkan melakukan snorkeling kalau berkunjung ke Pulau Pantara. Semua peralatan untuk kegiatan tersebut, tersedia di sana dengan harga sewa yang cukup terjangkau. Tapi perlu diperhatikan juga kondisi laut saat melakukan snorkeling. Kalau lagi beruntung, memang asyik bermain snorkeling karena bisa menikmati keindahan terumbu karang dan aneka ikan. Karena air lautnya bening maka, terumbu karang dan ikan akan terlihat dengan jelas.
Cuma ada kalanya pemandu di sana, mengingatkan kalau lagi snorkeling tiba-tiba harus naik ke daratan. Biasanya peringatan ini dilakukan, di laut ada serangan ubur-ubur. Kalau sudah begitu, batal deh bersenang-senang di lautnya. Walau begitu, lebih baik snorkeling dihentikan ketimbang nanti badan jadi gatal-gatal karena serbuan ubur-ubur.(Anwar Effendi)***