Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jumlah Ikan Dewa Tidak Bertambah atau Berkurang

24 Maret 2020   15:02 Diperbarui: 24 Maret 2020   15:30 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pawang membantu wisatawan memegang ikan dewa. | dokpri

Sampai sekarang masyarakat Kuningan masih mempercayai keberadaan ikan dewa yang bisa mendatangkan hal-hal ghaib. Salah satu misteri ikan dewa yang terdapat di Kolam Cibulan dan Cigugur, Kuningan adalah jumlahnya yang tidak bertambah atau berkurang.

Hal unik lainnya yang ada pada ikan dewa, yakni jika kolam Cibulan dan Cigugur dikuras maka ikan dewa tersebut menghilang. Saat kolam terisi air, maka ikan dewa akan bermunculan kembali.

Sementara, jumlah pasti ikan dewa yang berada di kolam Cibulan dan Cigugur, tidak ada yang tahu. Bangkai ikan dewa yang mati pun, jarang ada yang menemukan. Sebaliknya, kapan ikan dewa menetaskan telur tidak ada yang tahu.

Kolam Cibulan dan Cigugur sebenarnya tidak jauh beda dengan kolam pemandian lainnya. Banyak turis yang berenang atau berendam di sana. Airnya sangat jernih karena dialirkan dari mata air.

Saat turis berenang di sana, ikan dewa pun lalu lalang. Tidak mengganggu aktivitas turis yang berada di kolam. Namun, turis yang berenang tidak bisa menangkap ikan-ikan itu.

Kalau ingin bercengkerama dengan ikan dewa harus melalui pawang. Ada beberapa warga setempat yang menjadi pawang ikan dewa. Para pawang bisa memanggil ikan dewa, yang langsung mendekat kemudian ditangkapnya.

Sejumlah wisatawan melakukan terapi ikan di kolam Cigugur. | dokpri
Sejumlah wisatawan melakukan terapi ikan di kolam Cigugur. | dokpri
Para pawang ikan dewa tidak menetapkan tarif. Biasanya mereka minta seikhlasnya saja dari para turis yang ingin tahu dari dekat terhadap ikan dewa. Ada juga turis yang ingin mengabadikan momen saat dirinya dicium ikan dewa.

Selama ini, kolam ikan Cibulan dan Cigugur dikelola dengan baik. Artinya seperti halnya kolam pemandian lainnya, kebersihan selalu dijaga. Dilakukan juga pengurasan secara rutin. Pengurasan dilakukan antara seminggu hingga dua minggu sekali.

Antara kolam Cibulan dan Cigugur, menurut cerita masyarakat setempat, ada saling keterkaitan. Misalnya, saat kolam Cibulan dilakukan pengurasan, ikan dewa menghilang dan diduga pindah ke kolam Cigugur. Hal yang sama terjadi saat dilakukan pengurasan di kolam Cigugur.

Versi masyarakat lainnya, mempercayai bahwa ikan dewa merupakan jelmaan prajurit Prabu Siliwangi yang melakukan pembangkangan. Mereka akhirnya dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan. Karena bukan ikan sebenarnya, makan ikan dewa bisa menghilang.

Seorang pawang membantu wisatawan memegang ikan dewa. | dokpri
Seorang pawang membantu wisatawan memegang ikan dewa. | dokpri
Terlepas dari misteri yang ada, sebenarnya ikan dewa bukan termasuk ikan yang berbahaya. Wisatawan yang  datang ke kolam Cigugur atau kolam Cibulan bisa berenang dengan ikan-ikan tersebut. Walau secara fisik ikan tersebut wujudnya cukup besar, namun keberadaannya tidak mengganggu aktivitas wisatawan yang sedang berenang.

Terkait makin banyaknya pawang ikan dewa, justru dapat membantu keingintahuan para wisatawan. Bahkan kunjungan wisatawan makin meningkat. Selama ini, kunjungan wisatawan ke kolam tersebut bisa mencapai 2.000 orang per bulan. Namun, di musim liburan jumlahnya bisa melonjak hingga 10.00 orang per bulan.

"Ternyata ikan dewa itu tidak menakutkan. Bisa diajak bercengkerama. Memang sih harus melalui jasa pawang.Tapi itu cukup menyenangkan bias memangku atau minta dicium ikan dewa. Nggak menggigit kok, rasanya Cuma geli saja," kata Icha, wisatawan asal Sarijadi, Bandung.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun