Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Ketegangan dengan Kaki Menjuntai di Awang-awang

23 Maret 2020   12:10 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika patung Merlion, dibangun juga di Pulau Sentosa--dokpri

Wisatawan yang berkunjung ke Singapura, pasti tidak mau melewatkan Pulau Sentosa. Pulau yang dulunya tertutup dan jadi lokasi penjara, kini disulap menjadi destinasi wisata yang menarik.

Pulau Sentosa tidak lagi menyeramkan. Wilayah tersebut jadi penuh warna-warni. Bangunan yang dulu penjara tidak dibongkar tapi dipoles sehingga tidak menampakan keangkeran. Tempat itu dijadikan semacam museum.

Memasuki bangunan itu, kita disuguhkan perjalanan sejarah masyarakat Singapura. Semua sendi kehidupan tergambarkan di sana. Sampai hal yang remeh temeh, seperti pembuatan bacang (sejenis lontong/buras) bisa dilihat di sana.

Jangan kaget juga kalau memasuki sejumlah ruangan ada sosok-sosok mirip patung. Sebenarnya itu bukan patung, namun manusia/orang asli yang berlagak seperti patung. Mereka memperagakan berbagai kegiatan sehari-hari.

Namun, kalau wisatawan ingin sedikit merasakan sensasi di Pulau Sentosa cobalah wahana kereta gantung. Berbeda dengan kereta gantung yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, wahana yang ada di Pulau Sentosa itu benar-benar menguji nyali.

Jembatan penghubung Pulau Sentosa terlihat dari ketinggian--dokpri
Jembatan penghubung Pulau Sentosa terlihat dari ketinggian--dokpri
Kebanyakan kereta gantung berbentuk tabung/ruangan dengan semua sisi terttutup. Penumpang yang penakut pun bakal merasa nyaman menaiki kereta gantung semacam itu. Ada jaminan kita berada di ruangan, tidak mudah tergeser keluar.

Bagaimana kereta gantung yang berada di Pulau Sentosa? Secara kasat mata, kereta gantung di sana cuma berbentuk tempat duduk. Iya betul, cuma tempat duduk selayaknya tempat ayunan yang sering dijumpai di arena bermain Taman Kanak-Kanak (TK).

Cuma yang ini ukurannya lebih besar. Kalau ayunan duduk di arena bermain TK digantung tidak jauh dari tanah. Nah, tempat duduk yang bakal dinaiki wisatawan di Pulau Sentosa, tergantung di kabel pada ketinggian bukit.

Sudah menakutkan tergantung di ketinggian yang luar biasa, ditambah lagi semua sisinya terbuka. Bagian belakang saja ada untuk bersandar. Bagian depan terbuka lebar, bahkan untuk pijakan kaki saja tidak ada. Kaki jadi menjuntai di awang-awang.

Kereta gantung di Pulau Sentosa ada dua arah. Terlihat arah yang berlawanan kosong penumpang--dokpri
Kereta gantung di Pulau Sentosa ada dua arah. Terlihat arah yang berlawanan kosong penumpang--dokpri

"Lumayan juga untuk menguji nyali. Ada rasa was-was. Perjalanannya agak jauh lagi. Tapi kalau tidak dicoba, mau kapan lagi. Sudah jauh-jauh ke Pulau Sentosa, nanti rugi kalau tidak menikmati wahana ini," kata Santi Virgianti, wisatawan dari Palembang.

Kristian Edi Chandra, wisataan dari Jambi merasakan hal yang sama saat menikmati wahana kereta gantung di Pulau Sentosa. Namun, dirinya merasa tidak kapok setelah menaiki kereta gantung yang terbuka itu.

"Wajar kalau pertama ada sedikit rasa takut. Tapi ada rasa ingin mencoba lagi. Asyik juga melihat pemandangan Pulau Sentosa dari atas. Ini pengalaman yang luar biasa, bisa cerita ke teman-teman," ujar Kristian.

Usai naik kereta gantung, wisatawan bisa lanjut mencoba wahana Sentosa Luge. Wahana ini berupa kendaraan luncur untuk satu orang. Bentuknya mirip go kart namun ini tanpa mesin.

Mengooerasikannya pun sangat mudah. Di bagian depan ada semacam kemudi. Tinggal dinaik-turunkan saja. Kalau mau jalan kemudi diturunkan dan mau berhenti dinaikan kembali pada posisi semula.

Replika patung Merlion, dibangun juga di Pulau Sentosa--dokpri
Replika patung Merlion, dibangun juga di Pulau Sentosa--dokpri

Jangan bingung pula mengendarai wahana permainan ini. Sebelum kita menjajal Sentosa Luge, ada petugas yang memandu cara mengoperasikannya. Wisatawan setelah diberi penjelasan, akan mencoba beberapa meter. Kalau dianggap sudah oke, baru diperbolehkan lanjut jalan.

Perlu diingat, wisatawan yang baru turun dari kereta gantung, jangan masuk ke lintasan Sentosa Luge. Banyak wisatawan yang teledor seenaknya masuk jalur kendaraan luncur itu. Padahal sangat berbahaya.

Memang kendaraan Sentosa Luge tidak bermesin. Lajunya pun hanya mengandalkan gravitasi bumi dengan medan yang menurun. Cuma kecepatannya bisa luar biasa. Fatalnya jika pengendara Sentosa Luge panik melihat ada orang yang masuk lintasan dan tidak bisa mengendalikan tunggangannya.

Menaiki wahana Sentosa Luge juga cukup menegangkan. Selain treknya menurun terus dari ketinggian bukit, juga ada beberapa kelokan. Jika bermainnya di malam hari, akan lebih mengasyikan lagi, karena jalur Sentosa Luge diramaikan dengan lampu warna warni.(Anwar Effendi)***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun