Bagi penggemar durian pasti hafal dengan jenis durian Sinapeul. Durian jenis ini cuma ada di Blok Sinapeul, Desa Ujungberung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Lokasinya tidak jauh dari perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka. Di sana ada sejumlah pedagang durian Sinapeul. Dari arah Kabupaten Cirebon bisa ditempuh lewat jalur jalan alternatif Sumber-Rajagaluh (Majalengka). Jika menggunakan jalur jalan nasional, harus memutar dulu dari Palimanan belok ke Prapatan dan lanjut ke Rajagaluh.
Mengapa durian Sinapeul tidak bisa ditemui di tempat lain? Ini akibat produksi durian Sinapeul sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penggemar durian di wilayah sekitar saja tidak tercapai.
Akibat produksi durian Sinapeul asli yang terbatas, tidak heran membuat harga jualnya jadi mahal. Di sisi lain, jumlah peminatnya sangat tinggi.
Terbukti, durian Sinapeul bukan hanya jadi buruan masyarakat Wilayah III (Cirebon, Majalengka, Kuningan dan Indramayu), tapi juga dikejar warga Bandung, Bogor, Tangerang dan sejumlah warga kota di perbatasan Jawa Tengah.
Biar tidak terjebak, beli durian sinapeul enaknya langsung makan di tempat. Jadi dengan mudah membedakan mana durian Sinapeul yang asli dan mana durian yang didatangkan dari daerah lain.
Secara fisik durian Sinapeul asli warna kulitnya kekuning-kuningan (bukan cokelat). Sedangkan isinya, nyaris tanpa biji, kalaupun ada itu sangat kecil. Secara rasa, manis legit tapi di ujungnya bisa pahit.
"Durian Sinapeul itu bijinya kecil-kecil. Jadi enak banyak dagingnya. Cepat kenyang juga kalau makan durian ini," ujar Edi Ruseno, penggemar durian dari Gegesik Kab. Cirebon.
Durian Sinapeul awalnya berasal dari satu pohon. Usia pohon itu kini sudah mencapai lebih dari seratus tahun. Pohon itu dimiliki Heri Saptanto dan istrinya Titin Sosilowati. Keluarga ini merupakan generasi ketiga dari H. Uto Utari selaku pemilik pertama durian Sinapeul.
Sementara asal-usul nama Perwira untuk julukan durian Sinapeul, mengalir begitu saja di antara para pembeli. Titin selaku pemilik pohon mengaku tidak pernah menyebut durian dari pohonnya dengan nama Perwira.
"Waktu saya kecil saja, pohon durian Sinapeul sudah tinggi. Terus pembeli ada yang menyebut sebagai durian Perwira," tutur Titin yang merupakan cucu dari Uto.
Namun dari cerita keluarganya, dulu ada seorang pelanggan yang rutin membeli durian Sinapeul. Dia merupakan warga Jakarta dan bertugas sebagai tentara.
"Sambil bercanda, pelanggan itu berkata bagaimana kalau durian ini dinamai dengan durian Perwira," ungkap Titin.
Dari situlah kemudian beredar, durian yang diperjualbelikan di Blok Sinapeul terkenal dengan nama durian Perwira. Cerita kenikmatan durian Sinapeul kemudian menyebar ke berbagai daerah.
Sayang kesinikan pohon pertama durian Sinapeul kurang produktif. Kalaupun berbuah jumlahnya sedikit. Memang sudah ada upaya untuk membudidayakan durian Sinapeul. Seiring dengan itu, nama durian Sinapeul pun sudah dihakpatenkan.(Anwar Effendi)***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI