"Tidak ada salahnya, kita minta didoakan. Itu kan hal baik, kita lakukan saja. Selama perjalanan juga kita harus bisa menjaga diri. Jangan berbuat macam-macam yang bisa mengganggu keselamatan," kata Leo Heri, yang sudah biasa mendaki Gunung Ciremai sejak SMA.
Hal lain yang dipercaya para pendaki hingga saat ini, tidak boleh bicara sembarangan dan harus membuang rasa sombong. Jika ada pendaki yang berkata kasar seperti makian dengan menyebut nama binatang, seringkali membuat yang bersangkutan mendapat masalah.
Demikian juga dengan rasa sombong. Misalnya, merasa lebih jagoan dari yang lain dan mengklaim mudah menaklukan jalur pendakian dengan waktu singkat. Lebih baik perasaan seperti itu dibuang jauh-jauh
"Dulu teman saya mengalami persoalan saat di perjalanan seperti tiba-tiba kelelahan yang berlebihan, tersesat hingga berjam-jam, bertemu satwa liar yang galak atau hal lainnya. Itu akibat dia takabur duluan. Teman-teman sudah sampai di puncak, dia malah kelelahan," ujar Maman pendaki asal Majalengka.
Pendaki lainnya Tatang dan Budi juga mengingatkan, bahwa di Gunung Ciremai, masih ada beberapa tempat yang dianggap angker. Sudah menjadi rahasia umum, jalur pendakian antara Pos III dan Pos IV harus hati-hati. Bukan hanya medannya yang mulai menantang, tapi juga sering terjadi hal-hal yang diluar dugaan.
"Banyak-banyak berdoa saja. Pikiran juga jangan sampai kosong. Kalau tidak fokus, nanti dikagetkan hal-hal yang tidak terduga. Misalnya ada sosok bayangan berkelebat seperti ninja. Atau kemunculan binatang buas. Sampai yang paling fatal, keluar dari jalur yang benar," tutur Moh. Riad.
"Pengalaman saat di SMA kami mendaki berlima. Tiba-tiba teman saya Yanto mengaku melihat ninja, sementara kami dan tiga teman lain tidak melihat apa pun hinga kami harus berupaya menyadarkan teman dengan memohon doa pada Allah," tambah pendaki lainnya, Hendri.
Sementara pendaki senior, Jojo mengungkapkan ada beberapa tempat yang dianggap mistis di Gunung Ciremai namun bukan berada di jalur pendakian. Hindari tempat seperti halnya kawah burung dan gunung pucuk yang terdapat 8 makam.
Hal unik lainnya yang sering terjadi di Gunung Ciremai, yakni kemunculan burung jalak berwarna hitam. Biasanya mulai di Pos III, beberapa pendaki sering melihat keberadaan burung jalak yang membantu perjalanan. Banyak pendaki yang merasa mendapat bantuan dipandu oleh burung langka itu.
Burung itu terbang pendek-pendek, dari satu pohon ke pohon lainnya. Pendaki tinggal mengikuti arah terbang burung itu. Biasanya pendaki diarahkan ke lokasi puncak Gunung Ciremai.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H