Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kabar Buruk, Ibu-ibu Tidak Bisa Senam

20 Maret 2020   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2020   16:31 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan senam di lapangan Lotte diikuti ratusan peserta. | dokpri

Kabar buruk diterima ibu-ibu anggota komunitas senam di Bandung Timur. Seiring larangan mengadakan kegiatan yang mengumpulkan massa, maka semua kegiatan senam yang rutin dilaksanakan Jumat, Sabtu, dan Minggu ditiadakan.

Imbauan untuk tidak melakukan kegiatan senam masih terkait dengan antisipasi penyebaran virus corona. Kegiatan senam massal dikhawatirkan bisa menimbulkan penyebaran virus corana, karena terjadi pengumpulan orang dalam jumlah banyak.

Kegiatan senam di Bandung Timur, biasanya dipusatkan di lapangan Lotte, Borma, RSI Al Islam tiap Sabtu dan Minggu. Sementara, di beberapa perkantoran milik pemerintah dan swasta, senam biasa digelar Jumat pagi.

Namun, terhitung Jumat (20/3/2020) semua kegiatan senam tidak diperkenankan. Larangan yang sama diberlakukan di wilayah RT, RW, dan sanggar-sanggar senam.

Ibu-ibu anggota komunits senam. | dokpri
Ibu-ibu anggota komunits senam. | dokpri
"Ya, mau bagaimana lagi. Situasi memang begini. Maksa-maksa juga nantinya tidak baik. Lebih baik menurut saja," kata Ibu Lela yang tinggal di perumahan Riung Bandung.

Kekecewaan yang sama disampaikan Ibu Memed. Dia biasa rutin mengikuti kegiatan senam tiap Sabtu dan Minggu, terpaksa menghentikan aktivitas olahraganya untuk sementara.

"Semoga liburnya tidak terlalu lama. Kondisi kembali pulih dan normal kembali. Kalau kelamaan tidak senam, badan terasa tidak enak. Biasanya senam bisa jadi sarana hiburan menghilangkan kejenuhan," ujarnya.

Ibu Daryati yang mengetahui adanya larangan senam massal, sudah merencanakan beberes rumah saja. Menurutnya, kalau tidak ada kegiatan senam, memilih tinggal di rumah ketimbang bepergian.

Instruktur memutuskan senam di hari Minggu libur dulu. | dokpri
Instruktur memutuskan senam di hari Minggu libur dulu. | dokpri
Selain ada selebaran untuk menghentikan kegiatan yang bisa mengumpulkan massa, pemberitahuan liburnya senam disampaikan lewat pesan singkat di grup Whats App (WA). Para instruktur yang memimpin senam, yang biasanya menyampaikan dress code yang harus dikenakan peserta senam tiap minggunya, justru menyampaikan permohonan maaf lewat WA, karena tidak bisa menemani anggota komunitas senam dalam waktu yang belum ditentukan.

Salah seorang instruktur senam, Tien Kartini Herawati membenarkan, tidak akan ada kegiatan senam yang biasa dilaksanakan Jumat, Sabtu, dan Minggu. Dirinya mengaku tidak banyak berbuat lagi, karena imbauan liburnya senam dianggap lebih penting.

"Kita pilih libur dulu, itu lebih baik. Kita juga khawatir dengan penyebaran virus corona. Karena di keramaian orang, hal itu memungkinkan orang saling kontak. Sementara kita tidak tahu dan tidak ada jaminan sehat semua," ucap Ibu Tien.

Selama ini Ibu Tien menjadi instruktur senam di lapanan Lotte, tiap Sabtu dan Minggu. Tiap pertemuan di tempat itu, jumlah peserta senam bisa mencapai ratusan. Untuk wilayah Bandung Timur, lapangan Lotte memang mampu menampung anggota senam dalam jumlah banyak.

Ibu-ibu kecewa minggu ini tidak bisa senam.* | dokpri
Ibu-ibu kecewa minggu ini tidak bisa senam.* | dokpri
Ibu Tien tidak sendiri mendampingi anggota komunitas senam di lapangan Lotte. Ada juga Ibu Nani Kartini Zonar dan beberapa instruktur lainnya. Banyaknya instruktur senam di lapangan Lotte, terkait dengan banyakanya jenis senam yang dilakukan.

Ada senam Jabar Juara, ada Bandung Juara, senam Kang Pisman, senam Santri, senam zumba dan tentu saja senam aerobic. Masing-masing instruktur punya pegangannya masing-masing. Seorang instruktur tidak memimpin semua jenis senam.

"Dibagi-bagi tugasnya. Kalau semua dipimpin satu instruktur, pastinya tidak mampu. Senam biasanya dilakukan setiap jam 07.00 hingga 09.00. Durasi itu cukup untuk membakar kalori," jelas Tien Kartini.

Ibu Tien juga tidak mengambil jam mengajar di sanggar senam untuk saat ini. Dia memahami situasi yang terjadi saat ini. "Tidak apa-apa sementara ini libur. Permintaan warga di sejumlah RT dan RW juga tidak dipenuhi dulu," tambahnya.(Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun