Namun apa mau dikata. Harapan tinggal harapan. Keinginan jalan-jalan yang sudah meledak-ledak, akhirnya meredup juga. Imbauan untuk tidak melakukan bepergian terus gencar dilakukan. Larangan berkumpul dan menghindari keramaian terus mengalir. Akhirnya anggota trip ke Bromo cuma bisa pasrah.
Pimpinan rombongan Dicky Harisman mengambil langkah bijak. Walau sebelumnya sempat meyakinkan, wilayah Bromo masih aman, lantas Dicky mengeluarkan keputusan voting, trip Bromo lanjut atau digeser.
Hasil voting, semua anggota memahami kondisi terkini yang terjadi di Indonesia. Trip ke Bromo tidak dibatalkan cuma waktunya saja yang berubah. Sebagai ancer-ancer, waktu yang dipilih pada tanggal 15 April 2020. Itu artinya mundur hingga empat bulan dari rencana awal.
"Kita cara aman saja. Memaksakan diri juga tidak baik. Saya sebenarnya memahami, bagaimana keinginan anggota rombongan. Mereka tampak tidak bisa nahan untuk berkunjung ke Bromo. Tapi mau bagaimana lagi," ucap Dicky.
Menurut Dicky, semua anggota sudah sepakat waktu kunjungan ke Bromo digeser lewat voting. Langkah pertama yang diambil, yakni mengubah jadwal keberangkatan kereta api denan menukarkan tiket yang sudah dipesan. Selanjutnya minta kebijakan pengelola home stay dan pemilik kendaraan yang dijadikan transportasi di Malang.
Dicky memastikan, tidak banyak perubahan dalam rencana trip ke Bromo, walau waktu kunjungannya digeser. Selain ke Gunung Bromo sebagai tujuan utama, rombongan nanti akan mengunjungi Museum Angkut, Kampung Heritage, Kampung Warna Warni dan tentu saja menjajal semua tempat kuliner di sana.
"Anggota sudah pesan, kuliner yang wajib dijajal di antaranya Warung Wareg dan Warung Rawon. Tapi ada rencana juga, ibu-ibu membawa perbekalan sendiri, berupa bahan masakan. Nantinya mereka mau masak di home stay. Kegiatan itu dimaksudkan untuk saling mengakrabkan semua anggota trip Bromo," ungkap Dicky.
Hikmah lain dengan bergesernya waktu kunjungan ke Bromo, yakni anggota rombongan lebih banyak memilih tiket kelas bisnis untuk kereta api Malabar. Artinya, nanti tidak banyak anggota yang terpencar selama perjalanan.
Kini semua anggota berharap dan berdoa, tidak ada lagi halangan yang menghambat keinginan mereka menikmati pesona Gunung Bromo. Di sisi lain, masalah virus corona bisa cepat diselesaikan. Dengan demikian, daerah-daerah wisata akan mencabut status lockdown. Semoga!!! (Anwar Effendi)***