Saat jalur kereta api itu dibangan, saat itu pula pasar tradisional itu ada. Mereka pun tidak akan mau pindah dari lokasi sekitar rel, karena tidak ada lagi tempat untuk aktivitas berdagang.
Berangkat dari kondisi itulah, akhirnya ada kesepatakan dari pihak berwenang dan para pedagang untuk tetap menghidupkan aktivitas jual beli di atas rel kereta api. Bagaimana kalau kereta api melintas di jalur tersebut? Apakah kereta penumpang itu akan menabrak lapak pedagang dan menghancurkan barang-barang yang dijajakan?
Ternyata para pedagang di Pasar Maeklong cukup kreatif untuk mengantisipasi laju kereta api. Lapak-lapak yang mereka dirikan tidak dipatenkan. Semua lapak milik pedagang di bawahnya menggunakan roda.
Mereka pun membuat jalur rel sendiri untuk lapaknya, untuk memudahkan saat mendorong barang dagangan. Para pedagang yang ada di kanan kiri rel, cukup mendorong lapak beroda menghindar satu meter dari badan kereta yang melintas.
Cukup satu meter? Apakah barang dagangan tidak berantakan terkena hembusan angin gerbong kereta yang melaju?
"Sudah aman mundur satu meter. Barang dagangan tidak ada yang terbang. Soalnya kereta kalau melintas wilayah ini, lajunya tidak kencang. Kereta akan berjalan pelan, sekitar 15 km/jam. Pedagang di sini pun sudah terampil bongkar pasang tenda, sebelum kereta datang," kata Waen, pedagang wanita yang menyediakan aneka keripik.
Pemandangan pedagang Pasar Maeklong saat membongkar pasang lapak menjelang kereta api melintas memang sangat menarik. Para wisatawan, ada yang senyum-senyum ada pula yang cukup geleng-geleng kepala.
Suasananya memang sempat mencekam saat lokomotif muncul dan memasuki wilayah pasar. Sebelum membongkar lapak dan tenda, para pedagang setempat mengingatkan agar para pembeli, utamanya wisatawan untuk segera menepi, menjauh dari rel.
Menurut Klahan penjual buah-buahan, kereta melintas di wilayah Pasar Maeklong ada empat kali dalam sehari. Pedagang pun sudah hafal jam berapa saja harus membereskan dasarannya agar tidak tertabrak kereta.
Mereka harus siap-siap bongkar pasang pada pukul 08.30, siang hari mereka kembali harus waspada pada pukul 11.10. Jadwal kereta berikutnya yang harus diantisipasi yakni pada pukul 14.30 dan 17.40. Perlu diketahui waktu Thailand dan Indonesia bagian barat, nyaris tidak ada perbedaan.
Jadi bagi para wistawan yang ingin menikmati aksi pedadang di atas rel kereta api, harus mencatat jam-jam tersebut. Jangan khawatir untuk mendapatkan oleh-oleh khas Thailand di Pasar Maeklong. Selain makanan berupa keripik buah atau manisan buah, tersedia pula kerajinan khas masyarakat setempat. Atau ada juga yang simpel cukup dengan membeli kaus dengan gambar kereta api atau suasana jual beli Pasar Maeklong.(Anwar Effendi)***