Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berpelukan Sepanjang Malam

15 Maret 2020   19:17 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan, bagi mereka yang pemalas pun, banyak pilihan. Contoh, kalau mau cepat sampai di satu titik tujuan, bisa menggunakan motor sewaan. Banyak warga setempat yang menawarkan jasa ojek.

Harga yang ditawarkan pun relatif murah. Dari titik awal pendakian (pos camp david) ke pos kedua atau tukang ojek menyebut wilayah kawah, tarif yang dikenakan Rp 10.000,00. Tarif akan bertambah mahal, saat lokasi yang dituju semakin jauh.

Pilihan lain bagi pendaki yang malas, bisa memanfaatkan jasa angkut barang. Untuk mengangkut barang bawaan pendaki, warga setempat tetap menggunakan kendaraan motor.

Tidak sedikit pendaki yang menitipkan barang bawaan ke jasa tukang ojek. Untuk masalah ini, tukang untuk menawarkan tarif Rp 150.000,00. Barang akan dikirim sesuai permintaan, sementara pendaki bisa melakukan perjalanan tanpa membawa beban.

Pokoknya, para pendaki ke Gunung Papandayan, bisa sangat bermanja ria. semua kebutuhan para pendaki sudah tersedia, tinggal sediakan saja dana untuk penyewaaan.

Pendaki melintasi area Hutan Mati-dokpri
Pendaki melintasi area Hutan Mati-dokpri

Mulai dari peralatan berat semacam tenda, atau barang yang remeh temeh seperti senter, semua ada penyewaannya. Tinggal pilih dan ada daftar harganya yang relatif terjangkau.

Saya dan istri memutuskan untuk menggendong barang bawaan sendiri. Tidak terlalu berat. Masing-masing membawa satu ransel. Berisikan baju ganti dan perbekalan makanan minuman. Paling satu yang bikin ribet, bawa tenda kecil yang bisa untuk tidur berdua.

Selama perjalanan, rute yang dilintasi sebagian besar alam terbuka. Medannya merupakan batuan. Dari pos kedua sampai pos kelima, tercium bau belerang yang menyengat.

Di pos lima, para pendaki bisa istirahat lebih leluasa. Mereka yang ingin menjalankan ibadah shalat, tersedia mushola mini. Di tempat ini pula pendaki bisa mendapati pedagang yang menempati sejumlah warung.

Jadi, sebenarnya perbekalan yang dibawa pendaki tidak perlu banyak. Kebutuhan untuk mengisi perut, ternyata dengan mudah diperoleh selama perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun