Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tantangan FIFA, Skorsing Indonesia!

6 September 2011   16:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelas sekali semua kecewa bahkan dunia juga. Kenyataannya, keamanan Indonesia masih lemah. Kontrol terhadap penonton bola di Gelora Bung Karno, malam ini, menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki semangat garuda, seekor burung yang diletakkan di dada yang dibanggakan itu.



Tentu saja persoalan ini tidak serta merta ditimpakan kepada pihak polisi atau pihak keamanan. Keamanan dan kenyamanan Indonesia apalagi dalam jamuan seperti pertandingan bola begini adalah tanggung jawab bersama. Tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Inilah yang disebut dengan “Gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga”. Satu saja rakyat Indonesia main petasan atau kembang api, artinya seluruh rakyat Indonesia tidak dapat dipercaya lagi, sebab ini peraturan FIFA, peraturan dunia.

Bagi pihak polisi, tidak mungkin dapat mengontrol ketat ribuan penonton yang menyesaki stadiun Gelora Bung Karno. Demikian halnya pihak keamanan dari kepanitiaan. Sudah semestinya, kesadaran para penonton untuk dapat menjamin bahwa Indonesia aman, bahwa Indonesia dapat dijadikan tuan rumah pertandingan bola kapan pun.

Bilamana hal ini tidak dimiliki oleh rakyat Indonesia, terutama mereka yang mengaku pecinta tim garuda atau peminat bola, tentu saja FIFA dapat mengambil tindakan tegas. Tindakan tersebut semisal memberikan skorsing kepada Indonesia dari persepak-bolaan dan diskors dari badan bola dunia, FIFA.

Berapa tahun skorsing itu tentu harus diambil dengan pikiran matang. Namun, skorsing diperlukan sebagai efek jera bagi Indonesia, bagi perbolaan di Tanah Air, bagi rakyat Indonesia, yang lebih gila kembang api tinimbang menjamin keamanan dan kenyamanan tim-nya berlaga.

Kalau FIFA berani mengambil kebijakan ini, langkah lain boleh jadi menilik daerah tertentu di Indonesia untuk menggantikan tim garuda di perbolaan kelas dunia. Barangkali Aceh dapat dijadikan sebagai ‘uji coba’. FIFA mesti berani meminta Aceh menggantikan tim Indonesia dalam lagan bola sedunia.

Saran bahwa Aceh adalah uji coba pertama yang tepat, karena daerah itu sudah memiliki status otonomi, meskipun status yang mirip juga ada pada Yogyakarta dan Papua. Aceh mungkin lebih tepat menggantikan sementara tim garuda di perbolaan dunia. Kalau Aceh gagal, Aceh pun dapat didepak.

Herman RN, suka nonton bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun