Kini, sosok budayawan, sastrawan, wartawan, sekaligus sejarawan itu telah pergi selamanya. Walau demikian, nama Rosihan Anwar tetap diingat, dikenang. Bagi Aceh, mungkin ia merupakan sosok pertemuan sesaat antara Aceh dengan Indonesia, brief encounter yang melihat Indonesia dari Aceh. Tentunya setelah sosok lainnya, seperti Pramodia Anantatoer. Bagi pers dan para penulis, sosok Rosihan Anwar patut dijadikan ikon, yang menulis warta dengan mengemban sifat nabi: siddiq, amanah, tabliq, dan fatanah. Selamat istirahat, Bapak Pers Indonesia![Herman RN]
* Penulis adalah alumnus Magister PBSI Unsiyah.
[Sumber: Serambi Indonesia, 28 April 2011]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H