Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UN untuk Pengawas

18 April 2011   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, 18 April 2011, Ujian Nasional (UN) kembali digelar secara serentak di seluruh Tanah Air. Seperti tahun lalu, UN untuk SMA/sederajat tahun ini pun, saya dipercayakan mengawas pengawas. Maksudnya, menjadi tim pengawas independen yang bertugas mengawasi guru pengawas di sekolah tempat berlangsungnya UN.

Sebuah SMA tempat tahun lalu saya mengawas Ujian Sekolah (US), tahun ini menjadi lokasi yang harus saya “awasi” selama berlangsungnya UN. Tentu saja beberapa guru di sana sudah kenal dengan saya.

“Yang tahun kemarin mengawas di sini juga ya?” sapa wakil kepala sekolah menyambut kedatangan saya, lalu saya dibawa ke ruang kepala sekolah.

Ketika mulai keliling-keliling kelas tempat peserta UN, saya berpapasan dengan seorang guru lelaki. Dari wajahnya, ia sudah berumur setengah abad. Kepada saya, ia mengisahkan dirinya satu kabupaten asal dengan saya.

“Adik ini yang tahun kemarin kena (mengawas) di sini juga kan?” tanya bapak itu.

“Iya,” jawab saya.

Sejenak cerita ringan pun mengalir. Walau tak sampai 10 menit kami berbagi cerita, pertanyaan bapak guru itu sangat menyentuh. Ia bertanya dengan sedikit membuka memori ingatannya sendiri.

“Tahun lalu saya pernah bertanya, apa adik sudah bekeluarga. Adik jawab, belum. Tahun ini saya mau bertanya kembali, pasti jawabnya sudah berubah kan?” ujar guru itu sembari berseloroh.

Senyum saya disambutnya dengan tawa. “Jangan kasih jawaban yang sama dengan tahun kemarin ya?” katanya lagi.

“Kalau jawabannya tetap sama, bagaimana, Pak?”

“Mau gimana lagi? Maunya saya sih, jawabannya jangan sama. Kalau memang tetap sama, ya sudahlah.”

“Bapak doakan saja jika kita bertemu lagi tahun depan di sekolah ini atau di mana saja, saya sudah bisa memberikan jawaban berbeda ya?” ujar saya sembari minta izin untuk keliling kembali ke ruangan yang lain.

Jika itu pertanyaan untuk UN saya, saya kosongkan saja lembar jawabannya. Hehehe…[Herman RN]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun