Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uniknya Emosiku Diuji…

12 Januari 2010   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:30 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Supirnya belum datang," kata agen.

"Tolonglah Bang. Tadi Abang bilang sudah telpon Bang Supir. Sudah lebih satu jam kami menunggu," sanggahku.

"Sabar, Pak. Kalau tidak ada sewa bagaimana mungkin kami berangkat. Untuk minyak saja tidak cukup," kata agen itu mulai kesal juga.

"Ok, Bang. Kutunggu sepuluh menit lagi. Kalau tahu begini, aku naik mobil lain saja tadi," ketusku sembari membelakanginya. Kupasang wajah suntuk.

Agar tak dibilang terlalu egois dan tidak dinilai ingkar janji, lima belas menit kemudian, kudatangi kembali agen itu dan menegurnya. "Bang, Abang ngerti kan maksudku tadi?"

Hanya itu yang kukatakan padanya. Teman agen itu ternyata kecewa mendengar kata-kataku. "Bapak mau dikembalikan ongkosnya?" katanya.

"Dengan senang hati. Masih ada mobil lain," sengitku tak mau kalah.

Aku tak mau dikurangi nominalnya. Kuminta kembali sebesar yang sudah kubayar. Agen itu pun dengan kesal terpaksa mengembalikan uangku. (sadis aku ya? Hehehe....)

Setelah menerima uangku kembali, aku jalan kaki menuju simpang lampu empat merah Kota Bireuen. Berdiri sesaat di sana dan sadar tidak ada mobil yang lewat, aku kembali jalan kaki ke arah Takengon. Tepat di depan Mesjid Agung Bireuen, aku kembali berdiri, menanti tumpangan L.300.

Sesaat kemudian memang ada L.300 lewat, tapi tak kustop. Kupikir, ‘jangan-jangan ini L.300 milik orang yang sudah bertengkar dengan aku tadi'. Maka kubiarkan mobil itu lewat. Aku menyesal, ternyata itu bukan L.300 tadi. "Ah...sial..." gerutuku.

Sekitar tujuh menit kemudian, sebuah L.300 lewat lagi. Niat di hati akan menstop mobil ini. Namun, setelah dekat denganku, ‘ah, dari bunyinya mobil ini L.300 yang bertengkar dengan aku tadi,' begitu batinku. L.300 ini pun melaju dengan bebas dan aku lagi-lagi menyesal karena itu sama sekali bukan L.300 yang tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun