Mohon tunggu...
Bais Hakmaliah
Bais Hakmaliah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bagaimanapun saya,!!!.....yah tetap saya titik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Baru Karena Aneh & Dangkal

11 Juli 2011   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita perhatikan secara cermat banyaknya wacana yang bertebaran khususnya didunia maya mengenai paham-paham pemikiran didalam tubuh islam, tentunya ada yang menarik untuk kita teliti tepatnya bagi kita sebagai seorang muslim.Kita sering melihat dan membaca artikel atau wacana dari penulis yang konon katanya mengaku sebagai seorang muslim, namun kenyataannya baik dalam isi tulisan dan pemaparan, justru sangat jauh dari nilai-nilai ruh islam.

Adalah sungguh aneh jika sipenulis mengaku muslim namun membesar-besarkan dan mengekspos sekularisasi yang sesungguhnya dangkal karena islam tidak mengajarkan hal yang demikian, seperti :|tidak boleh mutlak-mutlakan dalam hal agama, |melihat kehidupan secara dikotomis, memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, |ataupun tidak ada yang disebut dengan kebenaran absolut, karena kebenaran sifatnya sangat Relatif.

Memang pemikiran tersebut terkesan baru karena cukup aneh.Alih-alih sipenulis tersebut mengaku dan tampil sebagai sosok pembaharu, bangga disebut pembaharu walaupun sebenarnya disebut baru karena aneh.

Sebagai seorang yang mengaku muslim, semestinya tidak membenarkan paham-paham pemikiran yang disebut baru tersebut, tetapi sewajarnya harus mendidik umat untuk berpikir dewasa yang sesuai dengan al-quran & sunah. Karena bila umat muslim tidak dewasa dalam artian tidak kokoh dengan ajaran-ajaran yang sesuai alquran & hadist maka hal-hal yang baru tersebut dianggap sebagai pembaharuan yang akan dicerna, diikuti dan mesti diamini pemahamannya. Padahal yang aneh-aneh tersebut hanya sekedar aneh-aneh yang tidak memiliki basis atau akar yang kuat dalam paradigma alquran. Sekularisme jelas tertolak karena islam tidak memisahkan kehidupan secara dikotomis, tetapi melihat kehidupan secara utuh.Sehingga,kehidupan ukhrawi kita merupakan kelanjutan dari seluruh performance, prestasi hidup, kita didunia ini.

Oleh karena itu, banyak PR dan hal yang mesti kita lakukan untuk mengatasi sekularisasi ditubuh islam, namun yang terpenting adalah melalui jalur pendidikan & pemahaman,kita perlu menekankan dan mengembangkan suatu pendidikan didalam masyarakat secara utuh dengan contoh sederhana, kepada anak didik atau keluarga terdekat ditanamkan satu pengertian bahwa islam harus menjadi suatu pandangan hidup yang integratif, karena islam bukanlah agama yang mengajarkan hanya sebatas ritualisme melainkan islam sama dan sebangun dengan aspek kehidupan itu sendiri, sehingga kita tidak boleh melakukan kompartementilisasi/ pemisahan-pemisahan dalam kehidupan.

bila fondasi pemahaman islam sudah cukup akurat melekat pada pemeluknya, baik dikalangan anak didik, dipesantren, ataupun disekolah-sekolah umum, maka mereka akan menjadi pribadi-pribadi muslim yang cukup kokohdan beraqidah kuat. Kokoh dalam arti mampu menguasai IPTEK dan kuat dalam arti tidak gampang terpengaruh pada paham non-islam. Sehingga, tidak akan kita melihat dalam masyarakat muncul sebutan-sebutan seperti : Muslim Marxis, Muslim sekular, Muslim Liberal dll. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun