PELAJAR KRATON - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Wiranegara M. Arifainul Yaqin Melaksanakan KKN-DR, Dengan tema Keluargga Berpendidikan Tinggi di Dusun Penulupan Parasrejo Kabupaten Pasuruan.
Pandemi virus covid-19 yang telah memasuki tahun ke-2 dengan jumlah kasus penyebaran yang kian meningkat menyebabkan diberlakukannya kembali PPKM darurat (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diakhir Juni 2021.
Lonjakan kasus yang kian tinggi disebabkan karena mobilitas masyarakat yang tidak terkendali, sehingga pembatasan kegiatan masyarakat kembali diperketat terhitung sejak 22 Juni hingga 5 Juli 2021. Bahkan sampai saat ini memasuki pekan ke-3 bulan Juli pun kebijakan PPKM masih terus berjalan sebagai upaya menurunkan lonjakan kasus covid-19 yang menyebar begitu masif.
Berbagai sektor yang menjadi kegiatan masyarakat pun dilakukan pengaturan secara khusus, salah satunya yakni bidang Pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar pada semua jenjang diwajibkan menerapkan kegiatan belajar mengajar secara daring ataupun bisa melakukan pertemuan tatap muka terbatas bagi daerah zona hijau dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat apabila pihak pemerintah daerah setempat telah memenuhi syarat dan perizinan yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
Pembelajaran daring bagi sebagian siswa khususnya di sekolah desa menjadi sebuah permasalahan yang cukup krusial.
Terbatasnya jumlah siswa yang memiliki gawai dan minimnya akses internet menjadi salah satu hambatan bagi pendidik dalam melangsungkan proses pembelajaran daring.
Seiring dengan tidak terjadinya pembelajaran tatap muka maka akan lebih besar risiko terjadinya learning loss pada peserta didik, salah satunya di Dusun Penulupan Parasrejo Kabupaten Pasuruan.
Sekolah yang cukup terbilang jauh dari  pemerataan akses internet ini belum mampu meningkatkan proses pembelajaran daring yang ideal.Terjadinya kesenjangan pendidikan antara masyarakat ekonomi menengah keatas dengan ekonomi menengah kebawah pun memperparah aksesibilitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang menyebabkan ketertinggalan siswa dalam capaian hasil belajar yang kurang maksimal.
Selain itu kurangnya motivasi dan dukungan orangtua dalam membimbing anak untuk belajar juga sangat rendah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H