banyak sudah perumpamaan dan singkatan buat PKS, mulai dari perumpaman bola, tinju, sapi dsb, kali ini saya beropini seperti ilalang (sejenis rumput yang tumbuh ditempat yang luas dan sulit dibasmi), terus apa hubunganya dengan PKS dan suara 2014.
Para heater dan pengamat temasuk surveyor dengan gagahnya berkata suara PKS terjun bebas dibawah 2 atau 3 persen, sekilas kata ini emang cocok melihat kejadian yang menimpa PKS, goncangan yang begitu hebat pasti akan merontokkan partai ini, NAMUN sekali lagi NAMUN mereka lupa bahwa PKS bukan partai figur central seperti , demokrat, pdip, gerindra, hanura, nasdem dll. PKS unik, mereka adalah partai kader. lantas dimana perbedaanya sehinga tidak dpt disamakan prahara partai lain akan berdampak sama dengan PKS??
Partai kader seperti ILALANG, ketika orang tua saya meminta tolong pak tani untuk memotong, memangkas ilalang yg menggunung (ketinggian ilalang bisa hampir 1 meter berdiri tegak) dengan gagah pak tani membawa mesin pemotong dan babat dan dalam tempo 7 jam tanah seluas setengah hektar menjadi kosong karena ilalang telah dibasmi rata dengan tanah, ilalang keesokan harinya kering lalu dibakar, selesaikah ilalang penganggu??, oh tidak, 1 atau 2 bulan kemudain ilalang tumbuh dan kembali bersemi, akhirnya hilang kesabaran dicari cara canggih, disepakati untuk disemprot dengan racun, hilangkah ? ternyata 1 atau 2 bulan ilalang kembali mengunung dan tambah subur. Pak tani yang kemarin diam dan melakukan tugas menagkap kegalauan ini lantas menyarankan "selama akar yang terhujam 40 - 50 centi meter dari ilalang tidak dibongkar dan ditanam atau dibangun, pekerjaan ini akan sia-sia terus" . benar saja setelah dibongkar akar dan ditanami pohon lain ilalang berlahan namun pasti akhirnya lenyap.
Membasmi PKS tidaklah mudah jika hanya menagkap dan memenjarakan katakanlah 10 orang induk pimpinan ( mulai dari ustd hilmi, fahri, anis mata, LHI dll) tidak akan menengelamkan PKS ini, suara PKS tidak terjun bebas, karenanya digunakanlah berbagai cara termasuk menlenyapkan organisasinya/ pembubaran PKS (membongkar akarnya).
para surveyor lupa bahwa pemilihan yang akan digunakan adalah menilai tokoh bukan partai, orang cenderung melihat siapa penumpang kapalnya bukan kapalnya. Kita ambil contoh ringan yang merupakan semacam fakta dilapangan berdasar pemilu yg lalu
“ bahasa kasarnya saya benci PKS krn kasus sapinya, tapi tokoh yang dicalonkan ini saya suka ,karena ia merakyat dan selalu ada ketika kami butuh, kami butuh pemimpin seperti ini dan itu adalah kader PKS dan itu artinya suara untuk PKS”
cobalah anda bandingakan diwilayah terkecil wakil rakyat berada yaitu kabupaten/kota madya, oke saya ambil contoh diwilayah saya di pedalaman Sumatra utara disebuah dapil yang terdiri dari 3 kecamatan dijatah 7 kursi DPRD, lalu saya ambil tokoh dari 12 partai yang dicalonkan disana, ternyata dari 12 partai yang ada , ada sekitar 8 – 10 tokoh yang diperhitungkan kemungkinanya untuk jadi dewan setingkat kabupaten, maaf biasnya untuk partai baru selain yang Sembilan partai senayan tidak begitu dikenal. Dari 10 tokoh yang ada dengan wawancara ringan masyarakat tetap memasukan tokoh PKS akan masuk diantara 7 calon itu , bayangkan jika tiap dapil menyumbang 1 kursi ?
Ingat tulisan diatas dimulai dengan kata tokoh/ kader partai bukan partainya, kemudian wawancara ringan kami lanjutkan “ apakah anda tidak tahu partai ini sedang ada kasus , mereka menjawab kami melihat tokohnya yang selalu merakyat ditengah kami, tulah sebabnya kepada surveyor jika anda bertanya apakah anda akan memiih partai “a atau b” boleh jadi mereka tidak akan menjawab PKS krn pemilih PKS adalah merka yg katanya menengah keatas dan sedikit intelektual. Tetapi ketika tokoh yang disodorkan pemilih akan menimbang ketokohan itu layak tidak, berbuat apa dimasyarakat. Tokoh/kader PKS tidak diragukan lagi dimasyarakat. Inilah fakta yang akan membalikan pendapat lembaga survey, mungkin survey berdasarkan partai akan terasa untuk partai lain yg figure central tapi tidak untuk PKS. Itulah sebabnya tokoh PKS selalu berkata terus bekerja untuk rakyat, seperti bakti social yang gak ada habisnya, bencana, fardu kifayah mayit/meninggal, pengajian, tenaga pengajar dimana kader PKS selalu ada disitu, adalah makanan sehari – hari tokoh kader PKS.—amat teramat wajar mereka akan memilih tokoh/kader PKS? Karena mereka adalah panutan.
Penulis adalah seorang partisi/ kader PKS setingkat kecamatan, posisi bendahara diujung pelosok Sumatra utara.
Saya tidak tahu apakah termasuk cyber army PKS dan tidak pernah tahu apakah cyber itu memang ada? Terorganisir? Apakah semua yg membela PKS adalah tercap cyber, yang jelas saya adalah pejuang sejati dinegri nyata bukan dinegri maya saja, disebuah kecamatan diujung pelosok Sumatra utara.
Buat saudaraku sesama kader teruslah bekerja karena ALLAH: ‘ mereka tidak melihat sekedar partai anda/antum, tapi mereka melihat antum/ anda”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H