Salah satu mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Muhammad Irfan Aminudin berhasil ikut serta dalam program Pejuang Muda yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung yang dilaksanakan pada 20 Oktober--20 Desember 2021.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP ini adalah melakukan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan melakukan pemberdayaan masyarakat (Team Based Project) dengan menyesuaikan dengan kondisi dan kearifan lokal masyarakat yang ada di Kab. Bangka Barat, Kep. Bangka Belitung.
"Kami berhasil memutakhirkan 832 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dari kelompok penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan oleh Pusdatin Kesos. Kami juga melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat Kelurahan Tanjung, Mentok dengan melakukan Sosialisasi Bank Sampah," ujar Irfan.
Sosialisasi yang dilakukan bertempat di Kantor Kelurahan Tanjung, dengan mengundang RT dan RW di sekitar Pesisir Pantai sebagai peserta. Alasan Pejuang Muda Kabupaten Bangka Barat melakukan sosialisasi yaitu atas rekomendasi koordinator bagian pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup bahwa daerah tersebut masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Sebelum melakukan sosialisasi, sudah dilakukan kunjungan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Bank Sampah sepakat untuk meminta kerja sama dalam melakukan pemberdayaan tersebut. sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan beberapa hal yaitu, bagaimana mekanisme penyetoran sampah dari rumah ke Bank Sampah, kemudian Bagaimana kinerja dari Bank Sampah, serta menunjukan hasil dari kerajinan Bank Sampah yaitu kerajinan dari bungkus kopi yang didaur ulang menjadi tas, tempat tisu dari kardus dan lain sebagainya.
Adanya kegiatan tersebut disambut baik dan berdiskusi bersama kepada masyarakat.
"Saya sebenarnya membingungkan mengenai hasil kerajinan tersebut untuk apa dan jika dijual bagaimana cara mempromosikannya," ujar peserta.
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan tersebut mampu membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Tanjung.
"Adanya hasil kerajinan tersebut sebenarnya tidak semerta-merta harus dijual, namun juga dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari seperti tas untuk pergi ke pasar ataupun tempat tisu yang dapat ditaruh diruang tamu, hal tersebut mempunyai nilai tersendiri karena kita memakai apa yang telah kita buat" ujar irfan.Â
Dengan diadakannya sosialisasi mengenai sampah ini mampu membuat peserta lebih mengerti mengenai pengelolaan sampah khususnya mengenai mekanisme dari Bank Sampah. Selain itu, diharapkan juga peserta yang mengikuti sosialisasi ini mampu menjualkan produk hasil buatannya melalui online shop yang saat ini memiliki peluang untuk menjual apapun dan memiliki jangkauan yang sangat luas seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada untuk dapat menjualkan hasil kerajinan tangan dari sampah dengan harga dan kualitas yang baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H