Mohon tunggu...
Putri Sulastri Anggraini
Putri Sulastri Anggraini Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

XII MIPA 6 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerusuhan di Papua

24 November 2019   20:42 Diperbarui: 15 Januari 2020   20:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusuhan di Papua merupakan peristiwa yang baru baru ini terjadi di Indonesia.Kerusuhan ini membuat banyak pihak menjadi takut dan juga khawatir. kerusuhan ini juga memakan cukup banyak korban,baik dari pihak kepolisian maupun masyarakat sekitar.Banyak juga bangunan yang menjadi hancur akibat kerusuhan ini.Bahkan pendemo juga merusak beberapa fasilitas umum,seperti lampu lalu lintas dan halte bus.

                Dilansir dari CNN Indonesia,kerusuhan ini berawal dari pertengkaran di sebuah asrama yang ada di Papua.Kemudian,kerusuhan itu terus berlanjut sampai membuat kericuhan di masyarakat kemudian berlanjut ke pemerintahan.Kericuhan di pemerintahan inilah yang memakan banyak korban dan kerusakan beberapa fasilitas umum.Pendemo yang merasa tidak puas ataupun tidak didengarkan aspirasinya berbuat nekat dengan melakukan kerusakan ataupun menyerang aparat kepolisian.Kerusuhan ini mengakibatkan 17 warga sipil meninggal dunia dan 66 lainnya luka luka.

                Menurut Rudolf yang dilansir dari kompas.com senin 23 September 2019,kerusuhan di Papua ini berawal dari guru yang mengeluarkan kata kata rasis.Apalagi guru tersebut mengatakannya di sekolah di lingkungan sekolah yang notabennya berada di lingkungan yang seharusnya bersih dari perbuatan tersebut.Sehingga sebagai bentuk dari ketidak terimaan mereka kemudian melakukan aksi protes.Awalnya aksi tersebut hanya aksi kecil kecilan tapi lama kelamaan menjadi lebih banyak dan lebih luas.Karena itu,bentrokan pun tidak bisa terelakkan lagi.

                Polisi yang mendengar isu itupun langsung mencari kebenaran dari hal tersebut.Setelah beberapa waktu pihak kepolisian menginformasikan bahwa isu tersebut tidaklah benar.Jadi,kepolisian menghimbau agar masyarakat Papua tidak mudah terprovokasi dari isu yang beredar agar terhindar bentrokan yang terjadi akibat isu yang belum benar adanya.Tetapi,dilansir dari Tribun news.com,aksi anarkistik berawal dari siswa PGRI dan sejumlah masyarakat menuju salah satu sekolah di Wamena.Jumlah siswa dan masyarakat yang terus bertambah mengakibatkan pergerakkan massa pun terpecah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun