Mohon tunggu...
Pedulisehat.id
Pedulisehat.id Mohon Tunggu... Relawan - Platform Donasi Online Kesehatan No. 1 di Indonesia

Website & aplikasi penggalangan dana kesehatan melalui media sosial di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jenis Penyakit yang Bisa Saja Muncul Setelah Lebaran

13 Juni 2019   17:55 Diperbarui: 13 Juni 2019   18:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idulfitri atau Lebaran sering disebut sebagai Hari Kemenangan, di mana kaum Muslim di seluruh dunia telah mengakhiri ibadah puasa sepanjang bulan Ramadan untuk menjadi umat yang lebih sempurna imannya. Biasanya, Lebaran dirayakan dengan bersilaturahmi mengunjungi saudara dan orang-orang terdekat, menikmati momen kebersamaan sambil menyantap hidangan lezat khas Lebaran.

Sayangnya, Lebaran tidak sekadar menawarkan momen hangat kebersamaan. Sebab, rupanya ada masalah kesehatan yang juga mengintai diam-diam di tengah saat-saat membahagiakan tersebut. Apa saja penyakit tersebut? Simak ulasannya berikut ini!


Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Pilek dan batuk menjadi keluhan yang sering dirasakan selepas Lebaran. Keduanya sering kali merupakan gejala penyakit ISPA, selain bersin-bersin, tenggorokan gatal, demam ringan, nyeri, dan hidung tersumbat.

ISPA umumnya diakibatkan infeksi virus yang menyerang, terutama saat penderita menurun daya tahannya, kurang tidur, atau kelelahan. Kondisi ini bisa diakibatkan kesibukan bersilaturahmi maupun mudik. Belum lagi, paparan udara kotor di jalan ketika mudik dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terserang ISPA. Apalagi virus penyebab ISPA bisa menular dengan cepat antar manusia, terutama di tengah keramaian.

Ada banyak cara untuk mencegah penyakit ini, bahkan bagi kamu yang sedang bermudik sekalipun. Misalnya, mengenakan masker selama di luar ruangan dan mencuci tangan setelah bepergian.


Diare
Seseorang bisa dikatakan mengalami diare jika ia buang air besar lebih dari 3 kali dalam 1 hari, plus konsistensi feses yang lunak maupun cair. Gejala lain dari diare termasuk mual, muntah, demam, serta perut yang nyeri, mulas, dan kembung.

Ada berbagai faktor penyebab diare, seperti makanan yang tidak terjaga kebersihannya sehingga terkontaminasi kuman. Selain itu, konsumsi makanan yang mampu membuat lambung iritasi juga dapat mengakibatkan diare. Contohnya, makanan pedas, berlemak, asam, dan berminyak. Di samping itu, minuman bersoda dan reaksi alergi terhadap jenis-jenis makanan tertentu juga bisa memicu masalah kesehatan yang satu ini.

Apabila diare sudah terlanjur terjadi, segera ganti cairan dan elektrolit yang terbuang. Tambah jumlah air putih yang dikonsumsi dan hindari jenis-jenis makanan pemicu diare. Jika diare tak kunjung reda setelah tiga hari, segera temui dokter.


Maag
Penyakit yang satu ini adalah gangguan dalam lambung dengan beberapa gejala utama, seperti rasa nyeri di ulu hati, mual, muntah, perut kembung, dan sensasi sesak napas. Umumnya, maag diakibatkan infeksi pada lambung karena bakteri H. pylori. Akan tetapi, maag juga bisa diakibatkan oleh produksi asam lambung yang berlebih.

Karena itulah apa yang seseorang konsumsi bisa jadi penyebab utama ia mengalami gejala maag. Nyaris serupa dengan makanan penyebab diare, makanan pedas dan asam yang mengiritasi lambung dapat memicu kondisi ini, Di samping itu, makanan dengan kandungan gas juga perlu dihindari untuk mengurangi risiko penyakit ini. Di samping itu, pola makan yang tidak tepat, seperti makan terlalu banyak atau tidak teratur, bisa menyebabkan maag juga.

Cara terbaik untuk mengatasi maag adalah dengan menghindarinya. Dan jika kamu sudah punya riwayat maag, sebaiknya kamu membawa obat penurun produksi asam lambung setiap kali bepergian.


Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Kondisi ini ditunjukkan dengan peningkatan tekanan darah yang melampaui batas normal, yaitu 120/80 mmHg. Ada berbagai faktor penyebab hipertensi, dan salah satunya adalah konsumsi garam dalam jumlah yang berlebihan.

Karena makanan yang disajikan selama Lebaran biasanya punya kandungan garam tinggi, maka risiko hipertensi pun meningkat. Karena itulah pasien yang sudah didiagnosis dengan kondisi ini perlu semakin berhati-hati dalam mengonsumsi makanan selama Lebaran. Batasi porsinya dan imbangi dengan konsumsi sayur dan buah-buahan segar agar tekanan darah bisa dikontrol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun