Penyakit stroke menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita terbanyak di dunia. Setidaknya terjadi 7 juta kasus kematian akibat stroke di dunia pada setiap tahunnya. Demikian pula dengan jumlah penderita stroke di Indonesia juga semakin meningkat, bahkan jumlahnya 6 kali lipat dari jumlah penduduk Brunei Darussalam. Apabila tahapan serangan penyakit stroke ini diketahui, sangat mungkin jumlah kasus penyakit stroke bisa dikurangi.
Stroke Bisa Menyerang Siapa Saja
Penyakit stroke terjadi akibat adanya gangguan aliran darah ke otak yang terjadi secara mendadak sehingga mengganggu fungsi otak. Gangguan pada aliran darah tersebut bisa disebabkan karena penyempitan aliran darah ke otak atau bisa juga karena pecahnya pembuluh darah. Penyakit ini bisa menyerang baik pria dan wanita berusia remaja hingga dewasa. Sebagai contoh, penyakit stroke yang diderita oleh Angharad Llyod-Thomas pada tahun 2013 lalu. Wanita berusia 22 tahun tersebut mengalami stroke mini yang kemudian berkembang menjadi stroke besar dalam jangka waktu kurang dari satu jam saja. Kasus serangan stroke mini seperti yang dialami oleh Angharad kini lebih umum terjadi pada remaja terutama pada perempuan. Setidaknya 85% kasus stroke dipicu oleh stroke mini. Sedangkan di Inggris, terjadi kasus stroke sebanyak 152 ribu kasus setiap tahunnya.
Tahapan Penyakit Stroke
Tingginya kasus stroke di Inggris, Wales, dan kawasan lainnya cukup mencuri perhatian kalangan praktisi kesehatan. Banyak penelitian mengungkapkan asupan garam yang tinggi, serta konsumsi suplemen yang berpotensi memicu penggumpalan darah menjadi biang terbesar bagi munculnya penyakit stroke. Gejala stroke ringan, seperti yang dialami oleh Angharad bisa dikenali melalui kemampuan bicara, gerakan wajah dan lengan seperti berikut ini:
- Kelemahan otot wajah yang ditunjukkan oleh wajah terlihat taksimetris, karena turun ke salah satu sisi, sulit mengerutkan dahi, sulit tersenyum, serta mulut atau mata turun ke bawah.
- Anggota gerak tubuh penderita stroke seperti kedua lengan terasa lemas atau salah satunya mati rasa sehingga takbisa diangkat.
- Gejala stroke lainnya yang sering muncul adalah rasa kesemutan di lengan, wajah, tungkai, atau bagian tubuh lainnya yang terkena serangan stroke.
- Sakit kepala dan pandangan salah satu atau kedua mata terganggu.
- Gangguan pada kemampuan bicara, seperti tidak bisa memahami ucapan orang lain, cadel, bicara tak beraturan, atau kesulitan bicara sehingga tidak bisa bicara sama sekali.
- Gangguan sistem koordinasi tubuh menyebabkan penderita stroke ringan sulit mempertahankan posisi tubuh atau sulit berjalan.
- Tersedak karena makanan jatuh langsung ke tenggorokan.
- Ada tanda-tanda pendarahan.
Apabila Anda atau orang terdekat di sekitar Anda mengalami salah satu gejala stroke di atas, segeralah hubungi dokter. Pada stroke ringan, penyumbatan aliran darah ke otak masih berskala kecil sehingga dalam hitungan jam masih bisa membaik bila ditangani dengan prosedur yang tepat. Sementara itu, pada penyakit stroke penyumbatan sudah lebih besar dan sudah terjadi kerusakan saraf otak sehingga butuh penanganan khusus.
Meski penderita stroke ringan masih bisa membaik, harapan hidup mereka lebih rendah di 9 tahun pertama daripada orang yang belum pernah mengalami stroke ringan. Hal ini disebabkan karena penderita stroke ringan berpotensi mengalami stroke yang sebenarnya dalam jangka waktu 1-5 tahun mendatang. Bahkan setengah dari penderita menderita stroke sebenarnya dalam kurun waktu 48 saja, setelah serangan stroke ringan. Kondisi stroke ringan dikhawatirkan akan meninggalkan dampak permanen, bila tak diberi penanganan selanjutnya dengan cepat. Itu sebabnya Anda harus mengetahui tahapan serangan penyakit stroke agar bisa memberikan penanganan segera, bila gejala stroke muncul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H