Mohon tunggu...
Pedro Jonathan
Pedro Jonathan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menjadikan tulisan sebagai wujud penyampaian pesan dan aspirasi pribadi. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

CC CUP: Tradisi, Kompetensi, dan Transformasi

18 September 2024   19:38 Diperbarui: 18 September 2024   19:57 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah CC CUP: Perjalanan Kompetisi Olahraga dan Seni Kolese Kanisius

Canisius College CUP, atau yang lebih dikenal dengan nama CC CUP merupakan salah satu ajang kompetisi olahraga dan seni paling bergengsi di kalangan pelajar sekolah di Jakarta. Acara  ini tidak hanya menjadi wadah kompetisi, tetapi juga ajang persahabatan, kreativitas, dan pembinaan karakter. Sejak pertama kali diadakan, CC CUP telah berkembang pesat, menjadi simbol kebanggaan serta identitas Kolese Kanisius.

Sejarah CC CUP dimulai pada tahun 1979, ketika acara ini pertama kali diadakan sebagai sebuah turnamen olahraga internal di Kolese Kanisius. Saat itu, ide utamanya adalah menciptakan wadah untuk menyalurkan energi positif para siswa melalui kegiatan fisik. Dengan partisipasi terbatas hanya dari siswa Kolese Kanisius, CC CUP pada awalnya adalah turnamen sepak bola dan basket yang sederhana. Namun, antusiasme yang muncul dari para peserta dan dukungan besar dari seluruh komunitas sekolah menjadi dasar yang kokoh bagi kelangsungan acara ini.

Seiring berjalannya waktu, CC CUP mulai melibatkan sekolah-sekolah lain di Jakarta. Pertandingan yang awalnya hanya diikuti oleh siswa Kanisius, kini mulai mengundang sekolah-sekolah lain untuk berpartisipasi. Perubahan ini terjadi pada awal 1980-an, dan sejak saat itu, CC CUP mulai dikenal lebih luas sebagai sebuah turnamen antar-sekolah.

Pada dekade 1990-an, CC CUP berkembang dari sekadar turnamen olahraga menjadi ajang kompetisi yang lebih beragam. Tidak hanya cabang olahraga seperti basket, sepak bola, dan voli, CC CUP mulai menambahkan berbagai kompetisi di bidang seni dan kreativitas, seperti lomba debat, paduan suara, dan seni tari. Hal ini sejalan dengan misi Kolese Kanisius yang ingin menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berprestasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Salah satu momen penting dalam sejarah CC CUP adalah pada tahun 1995, ketika acara ini pertama kali diadakan dalam skala besar dengan tema yang terorganisir. Acara ini tidak hanya mencakup kompetisi di bidang olahraga dan seni, tetapi juga memperkenalkan bazar dan panggung hiburan yang diisi oleh penampilan dari band-band lokal dan pertunjukan seni lainnya. Dengan pengelolaan acara yang semakin profesional, CC CUP pada masa ini mulai mendapatkan tempat sebagai salah satu acara pelajar yang paling ditunggu-tunggu di Jakarta.

Masuk ke abad ke-21, CC CUP menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif. Dengan semakin banyaknya acara serupa yang bermunculan di berbagai sekolah, CC CUP terus berinovasi untuk tetap relevan. Pada tahun 2000-an, acara ini mulai melibatkan teknologi dalam penyelenggaraannya. Mulai dari sistem pendaftaran daring hingga liputan langsung melalui media sosial, CC CUP beradaptasi dengan perkembangan zaman.

CC CUP juga semakin memperkuat identitasnya sebagai ajang yang menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas. Kompetisi ini bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga tentang membangun persahabatan antar-sekolah, memperkuat jaringan, dan menanamkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, serta kerja keras. Semangat persaudaraan antar peserta, yang menjadi fondasi dari acara ini, terus dijaga hingga sekarang.


Salah satu penyelenggaraan CC CUP yang paling meriah terjadi pada CC CUP tahun 2023. Penutupan CC CUP 2023 merupakan penutupan yang sungguh meriah dengan dihiasi oleh berbagai lampu sorot serta panggung yang berlokasi pada lapangan bola Kolese Kanisius. Pada tahun tersebut, CC CUP mencetak rekor kunjungan penonton serta ditutup oleh konser meriah yang di tampilkan oleh berbagai artis terkenal di Indonesia. Penutupan tersebut diisi oleh berbagai artis seperti TBA, The Overtunes, dan Kunto Aji. Adapula berbagai band asal Kolese Kanisius seperti Crowd Control yang ikut memeriahkan serta menghiasi panggung acara. "Kalau menurut saya sih, acara tahun ini jauh lebih meriah dari CC CUP tahun lalu ya. Tentunya jauh lebih heboh dan rame gitu. Mungkin ini acara CC CUP paling meriah yang pernah saya alami selama hampir 5 tahun di CC, keren" ucap Pedro Jonathan, seorang siswa SMA Kolese Kanisius. 

Perjalanan CC CUP bagaikan sebuah sungai yang mengalir. Di awal, sungai ini hanya merupakan aliran kecil yang mengalir dengan tenang di antara bebatuan. Namun, seiring berjalannya waktu, sungai ini semakin besar, semakin kuat, dan mampu mengalir melewati segala rintangan. Aliran sungai ini membawa kehidupan, seperti halnya CC CUP yang membawa semangat, sportivitas, dan kebersamaan kepada setiap peserta. Meski kadang terhambat oleh rintangan, seperti pandemi, aliran sungai ini terus bergerak maju, membuktikan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan, menciptakan perjalanan yang indah dan penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun