Mohon tunggu...
Pedi Ahmad
Pedi Ahmad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang yang senang bermain. sehari-hari berkeliaran di kota Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merubah Wajah Sekolah #Edisi Ngambek 1#

26 Agustus 2010   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan mempunyai andil besar dalam memanusiakan manusia. Pendidikan haruslah mencerdaskan bukan membodohkan. Pendidikan sebisa mungkin bisa menjadikan masyarakat menjadi kritis dan kreatif, bukan menjadikan masyarakat yang kaku dan malas.

Salah satu Indikator dari sebuah pendidikan yang belum berhasil adalah  kemiskinan yang belum berkurang, tingkat kesehatan masyarakat yang rendah, dan masyarakat tidak menjadi kreatif.  Kalau kita lihat pendidikan di Indonesia sekarang, sebagian besar pendidikan hanya bertumpu pada sekolah, karena selain sekolah masih sangat jarang tempat untuk mengajarkan masyarakat menjadi cerdas. Namun, sekolah hari ini hanya sebuah institusi saja, dimana sekolah hanya menjadi tempat perbedaan orang yang kaya dan yang miskin.

Sekolah yang katanya “baik” adalah  sekolah yang hanya dinilai dari penerimaan siswa dengan nilai atau pasing grade tinggi, dan uang pendaftaran yang besar. Sedangkan sekolah yang jelek adalah sekolah yang menerima siswanya dengan nilai rendah dan uang pendafaran yang murah pula. Bentuk-bentuk kuantitatif seperti itu yang seperti ini menjangkiti masyarakat kita.

Sekolah yang baik haruslah sekolah yang berada di lingkungan masyarakat miskin yang menjadikan masyarakat miskin itu berangsur-angsur menjadi sejahtra. Atau sekolah yang berada di lingkungan orang-orang kaya yang menjadikan mereka bisa menghargai dan menjadi toleran terhadap orang-oarang miskin dan mendorong orang miskin menjadi sejahtra. Sekolah yang baik merupakan sebuah  Sekolah yang menampung orang-orang yang disebut oleh masyarakat “bodoh” menjadi cerdas dan kreatif. Sekolah yang mengajarkan nilai-nilai moral dan etika untuk menjadikan bekal kepada para peserta didiknya menjadi orang yang bermoral.

Sekarang kita sudah tergerus budaya citra, dimana segala sesuatu diciptakan seolah-olah seperti itu adanya.  Karena budaya semacam ini berimbas kepada sekolah, maka ini pula yang menjadikan sekolah hanya suatu tempat untuk melihat perbedaan yang baik dan yang tidak. Padahal kalau kita lihat lebih jauh, bentukan-bentukan semacam itu hanyalah sebuah “kekeliruan”. Bentukan seperti itu diciptakan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu dalam menjadikan suatu masyarakat menjadi tidak sejahtra atau membuat masyarakat menjadi rendah ridi sehingga membunuh rasa percaya diri dan daya kreatif peserta didik dan masyarakat.

Wajah sekolah haruslah dirubah dari sekarang, bukan untuk meniadakan yang baik, tetapi sekolah haruslah menjadikan ruang untuk menumbuhkan daya kreatif dan inovatif seseorang.  Sekolah mengajarkan nilai-nilai moral agar para peserta didiknya menjadi orang yang bermoral. Sekolah bukannya untuk menanamkan rasa sombong kepada peserta didik karena sekolahnya mahal atau menerima calon peserta didik dengan batas niai masuk yang tinggi.

Sekolah haruslah mempunyai dampak positif terhadap lingkungan, sehingga menjadikan lingkungan sebagai bagian dari kehidupan kita yang tidak dapat tergantikan. Ketika sudah tertanam seperti itu maka sedikitnya segala bentuk kerusakan lingkungan akan berkurang. Atau orang yang paham akan hal itu tidak akan pernah menjadikan lingkungannya objek yang di eksploitasi sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

Mulai sekarang wajah sekolah haruslah mulai dirubah, dengan cara pendidikan yang berbasis budi pekerti, moral dan toleran. Pendidikan yang menjadikan peserta didiknya kreatif dan inovatif.**


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun