Mohon tunggu...
Rini Widayati
Rini Widayati Mohon Tunggu... SWASTA -

Pingin jadi Ibu yang berhasil buat anak-anak dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebahagiaan Itu Sederhana (Tidak Saat Rupiah Terpuruk)

26 Agustus 2015   12:39 Diperbarui: 26 Agustus 2015   12:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan itu sederhana. Ketika pagi hari melihat anak sekolah dengan ceria. Ketika siang hari bekerja dengan lancar tanpa ada omelan dari boss. Dan saat sore hari pulang kerja disambut celotehan cerita khas anak-anak.

Kebahagiaan itu sederhana. Ketika kita dalam keadaan sehat wal afiat baik di bulan muda maupun bulan tua. Kebahagiaan ini akan semakin kita rasakan ketika habis menjenguk teman yang tengah sakit.

Kebahagiaan itu sederhana. Ketika melihat semua urusan lancar tanpa uang pelicin. Sebab saya orangnya paling alergi berurusan dengan administrasi yang mbulet.

Kebahagiaan itu sederhana. Ketika belanja ke pasar harga sayur dan ikan tidak melambung tinggi. Tetapi .... sudah beberapa minggu ini kebahagiaan saya agak terkoyak. Rupiahku tengah terpuruk, harga-harga di pasar pun turut melambung. Sayur sawi yang biasanya Rp. 8,000 per kilo jadi Rp. 30,000. Bayam jadi Rp. 18.000 per kilo, kacang panjang Rp. 16.000 per kilo. Belum lagi harga cabai.

Mau tidak mau nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi harga kebutuhan pokok di Batam (mungkin juga daerah lain). Saking dekatnya dengan Singapore dan Malaysia, mau tidak mau beberapa kebutuhan diimpor dari sono. Semua pedagang pegang kalkulator sebelum menjual dagangannya. Klik-klik .... dikalikan berapa dollar hari ini ... itulah harga jual ke konsumen.

Andai saja tidak ada peraturan BI yang mewajibkan bertransaksi dalam bentuk rupiah ... banyak barang-barang kebutuhan yang dijual dalam bentuk singapore dollar untuk mengurangi resiko kerugian. Tetapi tetap saja, meskipun wajib pakai rupiah ... harga tetap dalam label dollar dikalikan kurs effective, baru kita bayar pakai rupiah.

Pada siapa harus bertanya kapan rupiah membaik?

Hmmm ... bagi pekerja yang bergaji rupiah tapi terpaksa terpatok harga dollar dalam membeli kebutuhan ... mari kita tambah arti kebahagiaan itu ... KEBAHAGIAAN ITU SANGAT SEDERHANA ketika RUPIAH YANG KITA CINTAI BERADA DI BAWAH RP. 11,000.- (Aamiin.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun