Jingga berkata sesaat tak ada
padam dan usai
sisik yang tak lagi berguna
tersisip direlung hatiÂ
tanpa kegalatan yang nyata
tersusun pesona sang pencipta
jatuh yang merana terdamba
dan mati akan cinta
keunikan rasmu melambai
tetapi nyata tak abadi
tersisa parasmu dalam sunyi
ter alun lembut diarus nadi
 aku bersama baswara
merangkul kesunyian
lumpuh menata ingin
walau memahami keniskalaan yang amertaÂ
-RuangHujan-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!