Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Demokrasi untuk Sahabatku

8 November 2023   14:27 Diperbarui: 8 November 2023   14:38 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu. Freepik. Ist

Oleh: Disisi Saidi Fatah

Ada yang Datang Tanpa Diundang

Ada yang datang tanpa diundang

Menjemput asa lama, mengubah bahagia. Pada siang bolong tanpa kabar juga berita

Semua mendadak jadi saudara

Bahkan ada yang mengaku pernah bersama

Serambiku mendadak ramai

Dipenuhi janji dan mimpi-mimpi

Aku khawatir ini tipu muslihat saja

Tak biasa mereka datang memberi harapan

Jika benar dengan segala ucapan. 

Ke mana saja kau! 

Mengapa baru sekarang datang? 

Apa sebab pesta demokrasi kian mendekati! 

Sudahlah tak usah banyak janji

Jika saudara silahkan bukti

Jangan hanya memberi mimpi

Juga harapan tak pasti

Aku tak heran. Jika banyak perubahan sekarang

Dulu menindas dan saling menghinakan

Sekarang bilang kita sahabat dan menjalin persaudaraan

Politik oh politik

Hiruk-pikukmu menggelitik

Bumi Ramik Ragom, Way Kanan, 14 November 2018

Sajak 'Demokrasi' untuk Sahabatku

Sahabat, hari ini pesta demokrasi kembali digelar

Jawaban dari persoalan lima tahun ke depan, dimulai pada hari ini

Sahabat, kalian lah yang akan menjadi penentu

Nasib kemajuan daerah kita bagaimana! 

Sekarang, setelah berdoa, kini aku pasrah

Apa yang menjadi pilihan kalian, semoga itu berdasarkan nurani, bukan hal apa yang 'diberi'

Semoga pemimpin baru yang kalian pilih, amanah mengemban misi dan mimpi

Tidak hanya sekadar basi-basi pra-demokrasi

Lampung, 27 Mei 2021

Dalih Rakyat Biasa

"Apalah dayaku yang hanya rakyat biasa," Dalil seorang pemuda sembari menyeruput nikmat kopi hitam tanpa gula

Kebebasan nyatanya tidak juga berpihak, hanya berlaku pada mereka yang berjas dan berseragam

Tak ada lembaran rupiah, maka kau hanya akan dilirik saja

Itupun jika beruntung! 

Faktanya demikian. Lanjutnya, kembali meneguk kopi

Sudahlah, rakyat biasa bisa apa

Didengarkan saja Alhamdulillah

Namun, hal itu seratus satu keberuntungan! 

Itupun kalau beruntung

Indonesia, 27 Mei 2021

NB: Puisi ini pertama kali dipublikasikan pada blog pribadi, Mei 2021.

*** Peraih TOP 29 Lomba Menulis Puisi se-ASEAN Pusat Lomba Seni 2020, TOP 5 Menulis Cerpen Kantor Bahasa Lampung 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun