Review Buku "Sang Cipta Rasa" Karya Fahd Pahdepie Republika
"Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu. Mengenal diri adalah upaya untuk mengenal Tuhan." Demikianlah, semua perjalanan rasa akan bermuara kepada Sang Pencipta Rasa.
Membaca Sang Pencipta Rasa memberikan warna baru, semangat, dan energi. Tidak hanya sebatas hiburan di tengah gersangnya kepercayaan terhadap diri yang sedang diuji, juga sebagai obat untuk tetap yakin bahwa hidup harus terus diperjuangkan sampai titik akhir.
Buku ini tidak hanya menyajikan kata-kata bijak, ada banyak kisah dan cerita yang perlu kita ambil hikmah. Tentang perjalanan dan lika-liku kehidupan, terlebih dari pelbagai pengalaman yang telah penulis lalui.
Tentang menemukan diri, memahami, dan menyelaraskannya dengan kehidupan yang penuh dengan misteri.
Tidak hanya menyajikan kisah, juga memberi penerang untuk memandu perjalanan menemukan diri. Penuh inspirasi dan ajakan untuk berbenah diri, disajikan tanpa menggurui, dan memberikan keyakinan diri untuk terus berlari. Tidak sekadar merefleksikan hikmah dari cerita hidup penulis, namun mengajak pembaca untuk hijrah mengenal diri lebih dekat dan merasakan keindahan hidup menuju Sang Pencipta Rasa.
Belajar Dari Filosofi Shalat!
Ada satu hikmah yang saya petik dari buku Sang Cipta Rasa, menurut saya hal ini perlu dipublikasikan dan disebarluaskan agar manfaatnya banyak orang dapatkan. Ia berhubungan dengan agama juga sebagai pilar kehidupan. Cerita ini saya kutip dari sepenggal kisah yang penulis bagi dari pengalaman bersama gurunya.
Di dalam diri kita masing-masing terdapat api, yang mana harus kita kendalikan dan kita tundukkan kedudukannya, jika tidak maka ia akan menjadi boomerang bagi diri. Api yang tegak lurus dan menyala-nyala yang dapat menjadikan manusia menjadi mahluk yang memiliki ego, kesombongan, bahkan amarah di atas rata-rata dari mahluk lainnya. Seperti api yang membakar jika kita gagal mengendalikannya, maka diri kita pun akan terbakar jika gagal dalam menundukkan api di dalam diri kita tersebut.
Api memiliki sifat tegak-lurus. Coba kalian praktikkan; ambil sebuah korek, lalu nyalakan. Miringkan korek tersebut yang sudah menyala kearah mana saja yang kalian kehendaki, maka secara alamiah api tersebut akan tetap ke atas, mencari ketinggian.