Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengapa Tuhan Perlu Dirayu? Review Seni Merayu Tuhan, Habib Husein Ja'far

24 Mei 2023   11:17 Diperbarui: 24 Mei 2023   11:50 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan terakhir kamu merayu Tuhan? Hmm... Kalau merayu gebetan kapan? Mungkin, kemarin atau barusan! Atau saat ini sedang merayu! 

Tidak hanya gebetan, Tuhan juga perlu dirayu lho! 

Buku Seni Merayu Tuhan, bergenre Islam Populer (Tasawuf). Disajikan dalam bahasa yang lugas, jelas, dan mudah dipahami. Bahkan, untuk pembaca pemula dan awam terhadap pembelajaran agama sekalipun, bukunya lancar ditelaah. 

Hadirnya buku ini memberikan pemahaman, bahwa, tidak hanya kepada mahluk-Nya saja rayuan itu berlaku. Juga, kepada-Nya Sang Pencipta. 

Kalau kata Habib Husein Ja'far Al-Hadar, penulis buku Seni Merayu Tuhan ini; bertemu mahluk Allah saja kita rela bersusah payah, berdandan, kadang sampai perlu membeli baju baru. Tapi, begitu ketemu empunya alam raya ini, kita malah terkesan meremehkan.

Dari kutipan singkat di atas, Habib Husein memberi peringatan bagi kita semua, bahwa etika itu lebih utama. Menyadarkan diriku yang terkadang suka lalai dengan hal ini. Sepele memang, tapi sangat vital. 

Tulisan-tulisan dalam buku ini mengajak kita untuk introspeksi diri, sejauh ini, apakah sudah baik apa yang kita lakukan? Etika kita ketika berjumpa denganNya! Jangan-jangan, hanya sebagai formalitas belaka. 

Mengapa kita perlu merayu Tuhan, dan mengapa harus pakai seni? Coba deh, kamu baca ulang kutipan di atas, jika belum paham juga, diulang kembali sampai paham. 

Logikanya saja, ketika hendak bertemu pacar atau pejabat-kerabat kerja kita, kita pasti dandan yang rapi, pakai wewangian, bersolek tidak hanya satu atau dua kali saja, ya kan. Lha, ini bertemu Allah, Tuhan kita yang salah satunya Maha Menghidupkan, Maha Memberi kepada kita, kita justru berpenampilan seadanya. 

Baca Juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun