Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selalu Gagal, Lelah, dan Ingin Menyerah? Mungkin Ada yang Salah!

14 Januari 2022   14:42 Diperbarui: 14 Januari 2022   14:58 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Pecandu Sastra

Dalam menjalani kehidupan, setiap kita pasti menginginkan yang terbaik bukan? Untuk mendapatkan sesuatu yang baik tersebut, sudah barang tentu pula butuh usaha dan proses yang tidak sedikit. Namun, bagaimana jika segala upaya yang dilakukan itu sudah maksimal, akan tetapi masih saja belum berhasil?

Kita sudah berusaha sekuat dan semampu kita, bahkan hingga semuanya kita lakukan. Siang-malam berproses guna mencapai tujuan, bahkan segala sesuatu yang bisa menghambat tujuan itu sudah dijauhi.

Dalam pendidikan kita gagal menjadi yang berprestasi, dalam dunia karir kita tidak bisa mendapatkan yang sesuai dengan harapan, bahkan mungkin ada juga yang masih nggak bisa apa-apa alias selalu gagal. Dalam hal perjodohan pun demikian; sama.

Lelah bukan selalu dihadapkan dengan kegagalan? Gagal lagi, gagal lagi. Sampai pada akhirnya, ada rasa untuk menyerah dan melepas semua. Masa bodo dengan segalanya.

Pada tahap ini kamu hanya butuh satu. Jeda. Mengapa kamu butuh jeda? Di sini lah saatnya kamu merenung dan mengintrospeksi diri, dari sekian perjalanan dan lembaran yang telah kamu lalui, mungkin ada yang salah atau kurang padamu. Maka, kamu butuh jeda untuk mengetahuinya. Bukan berhenti.

Dari segala proses yang telah kamu lakukan, mungkin kamu nggak melibatkan Tuhan di dalamnya, atau mungkin upaya kamu yang kurang. Bisa jadi, sesuatu yang kamu usahakan memang nggak pantas bersanding denganmu. Sebab, sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik dihadapanNya, begitupun sebaliknya.

Karena tidak semua hal berjalan sesuai harapan dan keinginanmu. Kalau kata Alfi Alghazi; pada satu waktu impian kita akan dipukul mundur, harapan kita akan dipatahkan, dan langkah dihentikan dengan paksa. Sehingga dunia yang terasa begitu luas akan terasa menyesakkan. Ramai, tapi sepi.

Melalui karyanya yang berjudul 'Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah', Alfi Alghazi akan menemani dan mengajak kita untuk terus melibatkan Tuhan dalam setiap usaha, proses, dan perjalanan hidup.

Setiap lembarnya akan menjadi teman untuk bangkit dan terus melangkah maju, menerabas segala keterbatasan, serta menikmati segala kekecewaan.

Buku dengan tebal ix + 247 halaman yang diterbitkan melalui Penerbit Sahima ini ditulis dengan apik, ringan tapi berkesan, singkat namun bermakna. Tiap topik pembahasan selalu diisi dengan nuansa religi yang akan menambah dimensi kesejukan dan ketenteraman. Tema yang diangkat pun sangat menarik dan sangat sesuai dengan kondisi saat ini.

Untuk kalian yang merasa selalu gagal, salah, dan seakan-akan kalian sendiri yang berada di posisi itu. Coba deh terapi dengan membaca karya Alfi ini. Insyaallah bermanfaat.

Kutipan favorit:

1. "Keresahan luar biasa saat kau melakukan maksiat, adalah bahasa rindu dari Allah yang gagal kau pahami. Kembalilah, sungguh Allah membentangkan pintu taubat-Nya." Hal 154

2. "Hidup terlalu berharga untuk mengejar yang tidak mendekatkan kita pada surga Allah. Fisik menua, iman abadi." Hal 56

3. "Istiqomah memang butuh perjuangan, sesulit apa pun bertahanlah." Hal 182

Identitas Buku:

Judul          : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

Penulis      : Alfi Alghazi

Penerbit    : Sahima

Genre         : Agama Islam - Motivasi

Tahun        : 2020

ISBN           : 978-602-6744-47-0

Ketebalan : ix + 247 halaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun